JAKARTA - Serangan penyakit refluks asam lambung ataugastroesophageal reflux disease(GERD) memang membuat tubuh tidak nyaman. Apalagi kalau penyakit ini menyerang ketika seseorang sedang menjalankan ibadah puasa.

Ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh penyakit ini menjadi berkali lipat, karena tidak dapat diatasi dengan makan ataupun minum. Lantas, bagaimana penderita GERD bisa lancar berpuasa tanpa khawatir kondisinya akan kambuh?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah - Puri Indah dr. Lianda Siregar, Sp. P. D., Subsp. G. E. H, FINASIM, menerangkan, GERD atau penyakit refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan. Pada kondisi ini cairan asam lambung naik dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan tersebut.

"Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut (regurgitasi asam) dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati (heartburn)," katanya melalui keterangan tertulis Rabu (13/3).

Selain itu, kada dr Lianda, penderita GERD juga kerap merasakan mual dan muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan. Meskipun tidak mudah menjalaninya, pada dasarnya semua penderita GERD boleh berpuasa. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Radhiyatam M, dan kawan-kawan dengan tajuk The Effects of Ramadan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease tahun 2016.

Penelitian ini melibatkan 130 penderita GERD yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok penderita GERD yang berpuasa Ramadan dan kelompok GERD yang tidak berpuasa Ramadan. Pasien dievaluasi menggunakan GERD-Q (kuesioner GERD). Hasil penelitian menunjukkan pada pasien GERD yang menjalani puasa Ramadan, terdapat penurunan gejala klinis dibandingkan dengan pasien GERD yang tidak berpuasa.

"Ada beberapa alasan terkait membaiknya keluhan GERD ketika menjalani puasa Ramadan, salah satunya adalah karena pola makan menjadi teratur, yaitu hanya pada saat sahur dan berbuka. Selain itu, asupan camilan-camilan tidak sehat yang biasanya dikonsumsi pada siang hari pun berkurang, sama halnya dengan terhentinya kebiasaan merokok saat berpuasa," terang dr. Lianda.

Pada bulan Ramadan, umat muslim juga dianjurkan untuk menjaga emosi dan mengendalikan diri, sehingga dapat mengelola stres lebih baik. GERD merupakan masalah pencernaan, karenanya kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat.

"Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi penderita GERD yang ingin berpuasa, seperti. Jangan pernah melewatkan sahur karena sahur akan memberi tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa," sarannya.

Selain itu mengenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung, karena hal ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang. Ia meminta untuk memilih makanan yang aman untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.

Selanjutnya ia menyarankan untuk menghindari makanan tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, coklat, dan teh pekat. Disarankan juga untuk tidak menunda berbuka puasa.

"Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur," lanjutnya.

Saat sahur dan berbuka puasa, sebaiknya mengonsumsi makanan secara perlahan, mulai dari makanan yang lembut. Perlu dipastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran.

Perlu dipertimbangkan memilih teknik memasak makanan yang lebih sehat misalnya dengan kukus, panggang, bakar, rebus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggoreng menggunakanair fryer.Membiasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka dapat untuk menghindar kekenyangan yang berakibatngantukkarena lambung bekerja lebih keras.

"Makan secara perlahan dalam jumlah secukupnya dan menghindari langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih 3 jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks," ujarnya.

Hal lain yang dilakukan penderita GERD adalah mengelola stres dengan baik. Pasalnya keadaan ini merupakan salah satu faktor risiko pemicu GERD. Beristirahatlah dengan cukup selama berpuasa dan lakukan teknik-teknik relaksasi jika diperlukan dapat meredakan stres.

"Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi sebelum penderita GERD memutuskan untuk berpuasa. Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan dan menginformasikan kapan harus mengonsumsi obat tersebut untuk menghindari serangan GERD," terangnya.

Baca Juga: