Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selain memiliki tugas melahirkan lulusan yang siap kerja mesti juga melahirkan lulusan kelak mampu membuka lapangan pekerjaan. Melalui mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK), siswa SMK tidak hanya diberikan teori kewirausahaan, tapi juga melahirkan produk sesuai jurusan masing-masing.

JAKARTA - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selain memiliki tugas melahirkan lulusan yang siap kerja mesti juga melahirkan lulusan kelak mampu membuka lapangan pekerjaan. Melalui mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK), siswa SMK tidak hanya diberikan teori kewirausahaan, tapi juga melahirkan produk sesuai jurusan masing-masing.

Hal tersebut tercermin dalam acara Inabuyer 2024 yang salah satunya menampilkan produk-produk dari satuan pendidikan vokasi, termasuk SMK. Beragam produk dan jasa ditampilkan mulai dari produk kecantikan, fesyen, kriya, kopi, dan jamu.

Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, SMK Unggulan Husada Banjarmasin, M. Farhansyah, mengatakan, dalam acara tersebut pihaknya menampilkan beragam produk jamu yang merupakan hasil siswa dalam pelajaran kewirausahaan. Produk jamu dipilih karena SMK Unggulan Husada memiliki program Farmasi Klinis dan Komunitas serta Teknologi Laboratorium Medik.

"Karena ada hubungannya dengan kesehatannya, siswa kan sering bikin obat ya, jadi kita juga bikin untuk buat obat dari bahan herbal. Jadi pas mata pelajaran kewirausahaan kita suruh mereka untuk bikin jamu ini," ujar Farhan, di sela acara Inabuyer 2024, di Jakarta, Minggu (19/5).

Pemasaran Produk

Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan itu menjelaskan, produk tersebut sudah dijual untuk skala lokal. Untuk memperluas pasar pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah termasuk mempercantik kemasan, mengurus izin, serta berkolaborasi dengan industri.

Farhan menambahkan, pihaknya juga mendorong siswa untuk berinovasi mengingat produk jamu identik dengan orang tua. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan mencampurkan jamu dengan berbagai minuman kekinian yang digemari anak muda.

"Kebetulan di Banjarbaru sudah namanya Kampung Pejabat dan situ ada kafe khusus jamu. Jadi semua penduduk yang suka jamu masuk kafe itu. Kita mencoba arahnya ke sana, jadi jambu bukan hanya dinikmati orang tua, tapi juga anak muda," katanya.

Meski belum memiliki izin, Farhan menjamin produk jamu SMK Unggulan Husada memiliki berbagai khasiat. Dia juga menjamin bahan-bahan yang digunakan higienis dan aman. "Dari segi keamanan, misalnya bahan-bahan yang ada itu herbal, tidak ada buat kimianya. Dari segi kehalalan juga karena bahan bakunya kan cuma bahan herbal, tidak ada bahan kimianya jadi halal," ucapnya.

Sementara itu, Siswa Kelas 12 Jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil, SMKN 58 Jakarta, Khaliza Zahriyatun Azzahra telah menghasilkan berbagai produk berupa batik cat tulis, tenun, sablon, dan lain sebagainya. Dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan, Khaliza didorong untuk mampu memasarkan produknya. "Dari tugas menjahit saya membuat sarung bantal dijual sekitar 500 ribu per satu set," katanya.

Baca Juga: