Baik biji maupun daunnya, ketumbar mampu memberikan sensasi berupa aroma segar dan wangi dalam masakan. Apalagi jika dipanaskan dalam bumbu gorengan

Sebagai penghasil rempah, Indonesia memiliki beragam jenis rempah-rempah dengan sensasi cita rasa aroma masing-masing yang sangat khas. Segar dan wangi hingga yang manis maupun hangat. Salah satunya adalah ketumbar.

Memiliki nama latin Coriandrum sativum, ketumbar memiliki banyak nama lain. Masyarakat di Jawa Tengah biasa menyebutnya sebagai tumbar. Sementara di tanah pasundan menyebutnya sebagai katuncar. Masyarakat Madura mengenalnya sebagai katombhar.

Di Batak Toba disebut sebagai hatumbar, dan masyarakat Minangkabau menyebutnya sebagai katumba. Masyarakat di pegunungan Kerinci malah menyebutnya sebagai penyelang. Rempah berbentuk bundar, cenderung lonjong, hampir mirip dengan merica ini merupakan salah satu rempah inti dalam hidangan-hidangan tradisional di Indonesia. Biasanya, ketumbar digunakan untuk membumbui berbagai olahan jenis daging.

Ketumbar yang memiliki warna keemasan dan kulit yang berserat ini kerap hadir dalam sejumlah bumbu-bumbu dalam masakan Indonesia. Misalnya seperti sate, empal, atau masakan-masakan yang diolah dengan bumbu keluwak seperti rawon.

Bersama lengkuas, ketumbar juga kerap hadir dalam masakan-masakan yang diolah menggunakan santan, seperti gulai, kari, laksa ataupun opor. Ketumbar dalam racikan bumbu gorengan juga membuat hasil gorengan menjadi harum, sangat khas.

Aroma ketumbar yang khas berasal dari minyak asiri monoterpenoid dengan aroma yang cukup lembut. Karena rasanya yang lembut, jumlah ketumbar yang digunakan dalam resep cenderung lebih banyak dari bumbu lainnya.

Untuk mendapatkan aroma harum khas dari ketumbar, biasanya dalam penggunanya pada bumbu, ketumbar terlebih dahulu harus disangrai. Saat disangrai, kandungan minyak dalam ketumbar akan keluar dan aromanya akan sangat "kena" saat diaplikasikan pada bumbu dasar.

Sejarah Ketumbar Tidak semua rempah-rempah yang ada di Indonesia merupakan tanaman asli Indonesia. Beberapa rempah sebenarnya ada yang berasal dari negara lain yang kemudian dibudidayakan di Indonesia. Ketumbar salah satunya.

Di kutip dari buku Seni Rasa karya Rima Sjoekri, kata ketumbar berasal dari kothimbir dalam bahasa Indo-Arya yang digunakan di suatu bagian dari daerah barat daya India. Ketumbar menjadi salah satu rempah inti dalam resep masakan warisan dari Arab dan India.

Ketumbar sendiri, menurut Rima, pertama kali ditemukan di kawasan Israel sekitar tahun 6000 SM. Catatan tentang ketumbar di Indonesia sendiri ada dalam pustaka Sansekerta sekitar tahun 5000 SM.

Di Indonesia, ketumbar diperkenalkan oleh bangsa India. Berbentuk lonjong seperti telur. Selain dikenalkan oleh orang India, selanjutnya, bangsa Tionghoa juga memperkenalkan ketumbar, tapi bentuknya budar kecil.

Rasa ketumbar di Indonesia berbeda dengan rasa ketumbar asal India yang mengandung banyak linalool tetapi berkadar minyak asiri rendah dengan sedikit kamfer, myrcene, dan lionrnr sehingga cenderung lebih segar.

Daun Ketumbar Penggunaan ketumbar tidak hanya pada bijinya saja. Daun ketumbar juga banyak dimanfaatkan dalam masakan, terutama pada masakan Thailand. Daun ketumbar berbentuk kecil-kecil dengan tepian bergerigi.

Berbeda dari biji ketumbar, aroma pada daun ketumbar cukup tajam menusuk. Dalam resep penggunaan daun ketumbar sangat dipengaruhi pada aroma yang ingin dihasilkan.

Misalnya, jika hanya ingin aroma saja maka cukup dicelup sesaat sebelum api dimatikan. Namun, jika ingin aroma yang lebih kuat, daun ketumbar juga bisa dicampurkan langsung dalam masakan.

Menyimpan Ketumbar Lebih Lama

Sebagai bumbu, perlakuan ke ketumbar cenderung susah-susah gampang. Pasalnya, aromanya mudah sekali menguap terutama untuk ketumbar yang sudah dihaluskan.

Agar lebih praktis, biasanya ketumbar disimpan dalam bentuk bubuk atau telah dihaluskan. Sayangnya, ketumbar yang sudah ditumbuk ini aromanya cenderung cepat menguap.

Sehingga ada baiknya untuk menyimpan ketumbar dalam keadaan utuh yakni dalam bentuk butiran. Ketumbar sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara agar aromanya tetap terjaga.

Selain itu penyimpanan dalam wadah tertutup juga membantu ketumbar lebih awet. Sementara untuk daun ketumbar harus disimpan dalam wadah kering. Daun ketumbar sendiri juga harus benar-benar kering dari air.

Agar lebih tahan lama, daun ketumbar juga bisa diikat dalam plastik dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Pastikan juga kesegaran daun ketumbar yang akan digunakan maupun yang akan disimpan, yakni daun ketumbar dengan warna hijau segar. nik/dariberbagaisumber/S-2

Baca Juga: