CIKARANG - President University secara resmi mengangkat Prof. Dr. dr. Satyanegara, Sp.BS (K) sebagai Chairman of the Board of Trustees atau Ketua Wali Amanat Fakultas Kedokteran. Langkah tersebut diharapkan semakin memperkuat posisi Fakultas Kedokteran, President University yang secara resmi baru membuka Fakultas Kedokteran pada Agustus 2023.

"Dalam dunia kedokteran Indonesia, Prof. Satyanegara dikenal sebagai maestro dalam bidang bedah syaraf. Julukan ini ia peroleh karena keberhasilannya dalam melakukan bedah syaraf dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Misalnya, bedah berbagai penyakit pada pembuluh darah otak," ujar Pendiri Grup Jababeka sekaligus pendiri President University, SD Darmono, di Cikarang, Sabtu (2/3).

Darmono mengatakan, dalam hal bedah syaraf, keahlian Satyanegara juga diakui oleh kalangan kedokteran di negara-negara maju. Pada 2005, Satyanegara mendapatkan penghargaan The Order of Rising Sun Gold Ray with Neck Ribbon yang diberikan oleh Kekaisaran Jepang.

Damono berharap Satyanegara bisa berperan aktif dalam dunia kesehatan di tingkat nasional. Selain itu ia berharap pendidikan dan kesehatan di President University berdampak baik bagi masyarakat kita.

"Agar bersama ini kita bersama para akademisi bisa mengambil peran yang baik di tengah masyarakat," jelasnya.

Future Medicine

Pada kesempatan tersebut, Ketua Wali Amanat Fakultas Kedokteran President University, Satyanegara menyampaikan kuliah tamunya yang bertopik "Pentingnya Bioteknologi bagi Teaching Hospital & Research Hospital Masa Depan". Menurutnya, saat ini dunia kedokteran memasuk era Preventive Medicine yang juga kerap disebut Future Medicine.

"Ciri khas era ini adalah lebih mengutamakan pencegahan. Hal tersebut ditandai dengan upaya untuk menemukan gejala yang lebih spesifik, memperbaikinya, dan bahkan menghentikan gejala sesuai dengan penyakitnya," katanya.

Satyanegara melanjutkan, penanda lainnya yaitu pengobatan yang lebih personal dan presisi. Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya upaya pemetaan genom dari setiap orang, penggunaan big data dan artificial intelligence, nanomedicine, biologi molekuler, dan bioteknologi.

Dia menyebut, biokteknologi membuat ilmu kesehatan menjadi semakin berkembang. Adanya bioteknologi juga memicu penemuan berbagai obat untuk penyakit berbahaya dan masyarakat pun menjadi lebih mudah mengakses layanan kesehatan.

"Sangat penting untuk menguasai bioteknologi dalam bidang kesehatan," ucapnya.

Baca Juga: