JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mengajak masyarakat melawan paham anti-Pancasila karena tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. "Saling menghormati, menjaga toleransi, hidup rukun, gotong royong, serta melawan paham-paham anti-Pancasila," kata Edi.

Dia mengatakan itu dalam rangkamemaknai peringatan Hari Lahir Pancasilamelalui instagram @prasetyoedimarsudi di Jakarta, Rabu (1/6).Dia menjelaskan, Pancasila sebagai dasar negara telah membentuk karakter dan mempersatukan bangsa dalam keberagaman dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Politikus PDI Perjuangan itu mengungkapkan, semangat gotong-royong, bersatu dan bahu membahu telah membawa bangsa Indonesia mampu melewati cobaan pandemi selama dua tahun. Semoga semua ikhtiar bersama dapat segera mengakhiri pandemi, membangkitkan kembali sektor yang terdampak demi menuju Indonesia maju.

Ia pun mengharapkan bangsa Indonesia untuk berkomitmen terus mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila. Di antaranya, saling menghormati, menjaga toleransi, hidup rukun, gotong royong dalam kehidupan berbangsa sehari-hari. "Mari sama-sama berkomitmen untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila," tambahnya.

Sementara itu, setelah pandemi terkendali, peringatan Hari Lahir Pancasila kini dilakukan di Lapangan Pancasila Ende, Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Presiden Joko Widodo bertindak selaku inspektur upacara Hari Lahir Pancasila.

Sebelumnya selama dua tahun terakhir peringatan Hari Lahir Pancasila itu dilaksanakan secara virtual."Sudah dua kali Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila dilaksanakan secara terbatas secara daring/virtual karena kondisi pandemi, tapi tahun ini pandemi semakin terkendali maka dari itu Upacara dilaksanakan di Lapangan Pancasila Ende," ujar Edi.

Sejak Dini

Sementara itu, Komandan Komando Distrik Militer 0502 Jakarta Utara, Kolonel Infanteri Frega Wenas Inkiriwang, mengajak anak-anak Sekolah Darurat Kartini Ancol, Pademangan, Jakarta Utara mengenali ideologi Pancasila sejak dini. "Sasarannya, di sekolah ini ada sekitar 100 anak," kata Frega.

Ideologi Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika diperkenalkan dengan mengajak anak-anak mengenakan pakaian adat serta pawai budaya tari tradisional Indonesia. Ternyata, meskipun usianya masih kecil-kecil, anak-anak binaan ibu guru kembar ikon Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Sri Rossyati (67) dan Sri Irianingsih (67) itu luar biasa bersemangat.

Frega berharap dengan kegiatan itu, Pancasila bisa meresap dalam sanubari anak-anak bawah kolong jembatan tersebut, dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Frega mengajak anak-anak menunjukkan aneka tari. Kemudian dia juga memberikan materi tentang sila-sila Pancasila. Ada beberapa anak yang memang diminta untuk mengucapkan Pancasila dan menyanyikan lagu Garuda Pancasila.

Baca Juga: