Lebak - Perum Bulog Divisi Regional Lebak-Pandeglangmenyatakan ketersediaan pangan di Kabupaten Lebak, Banten mencukupi di tengah pandemi Covid-19 untuk kebutuhan konsumsi selama enam bulan ke depan.

"Kita memiliki stok beras sebanyak 1.000 ton dan gabah 2.000 ton," kata Kepala Gudang Perum Bulog Malingping Divre Lebak - Pandeglang di Lebak Dodi, Senin (12/7).

Persediaan pangan sebanyakitu, tambahnya, memenuhi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat selama enam bulan ke depan. Namun, ujar dia, hingga kini persediaan pangan dijamin cukup di tengah pandemi Covid-19.

Selain itu juga ditambah stok pangan yang ada di Gudang Warunggunung dan Pandeglang mencapai ribuan ton.

"Kami siap distribusikan pangan jika ada permintaan pasar," katanya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat, produksi beras tahun 2020 tercatat sebanyak 330. 640 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi 1,3 juta penduduk Kabupaten Lebak rata-rata 143.724 ton sehingga surplus 183.243 ton. Produksi beras tahun 2020 itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 291.178 ton atau surplus 147.454 ton untuk 12,3 bulan.

Menurut dia, Perum Bulog belum menyerap gabah petani karena stok pangan yang ada belum ada permintaan pasar.

Padahal, kata dia, di berbagai daerah di Kabupaten Lebak dan Pandeglang mulai memasuki musim panen. Penyerapan gabah dari petani itu nantinya dijadikan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). "Kami berharap stok pangan itu bisa didistribusikan untuk program untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," katanya.

Omzet Meningkat

Sementara itu omzet pendapatan pedagang pisang di Kabupaten Lebak, Banten meningkat di tengah pandemi Covid-19 hingga meraup keuntungan mencapai 9 juta rupiah dari sebelumnya 4 juta rupiah per bulan.

"Meningkatnya pendapatan itu tentu membantu ekonomi keluarga," kata Roup (55) seorang pedagang pisang di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin.

Permintaan pisang selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan hingga bisa meraup keuntungan 300 ribu rupiah per hari.

Ia mengaku bisa meraup keuntungan 9 juta rupiah per bulan. Padahal, sebelum Covid-19 paling bantar 4 juta rupiah. "Kami tentu pendapatan keuntungan sebesar 9 juta rupiah bisa membantu ekonomi keluarga," jelasnya.

Menurut dia, permintaan konsumen meningkat itu karena adanya kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus korona.

Masyarakat kebanyakan tinggal di rumah bersama anggota keluarga, sehingga permintaan pisang meningkat.

Mereka komoditi pisang dijadikan konsumsi keluarga untuk dijadikan makanan alternatif, sebab pisang bisa direbus, digoreng hingga bisa dijadikan bahan campuran makanan kuliner.

Baca Juga: