JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta menambah pasokan air bersih di saat pandemi korona di Ibu Kota. Pasalnya, imbauan perilaku hidup sehat, salah satunya cuci tangan di air mengalir cukup ditaati masyarakat umum, sehingga penggunaan air bersih dianggap lebih dari biasanya.

"Dari imbauan/aturan yang diberlakukan pemerintah RI, kami menyoroti masalah penggunaan air untuk cuci tangan setiap saat. Kita semua tahu dengan seringnya warga khususnya DKI Jakarta melakukan cuci tangan setiap saat, akan berapa banyak air yang terbuang sia-sia. Apakah hal ini sudah diantisipasi jika air di DKI Jakarta akan berkurang," ujar Direktur Eksekutif Kawali DKI Jakarta, Mardian, di Jakarta, Senin (13/4).

Menurutnya, laporan badan kerja sama lintas negara Water Environment Pertnership in Asia (WEPA) menyebutkan Indonesia menyimpan enam persen potensi air dunia. Namun, lanjutnya, Indonesia tetap berisiko mengalami kekurangan air apalagi dengan merebaknya wabah virus korona (Covid-19) yang makin meluas penyebarannya dan susah untuk dikendalikan.

"Anjuran mencuci tangan selama 20 detik untuk mencegah penularan virus korona (Covid-19) setidaknya ikut menyumbang atau menjadi salah satu terbuangnya 1,5 liter air dengan percuma untuk satu orang per hari. Jika satu keluarga memiliki lima orang anggota keluarga maka paling sedikit membuang air 100 liter per hari yang hanya untuk urusan cuci tangan saja belum lagi penggunaan air untuk kebutuhan lainnya," katanya.

Untuk itu, pihaknya mengajak warga masyarakat DKI Jakarta untuk ikut bertanggung jawab dalam menjaga ketersediaan air juga keseimbangan dan ketersediaan air bersih tetap terjaga.

Pin/P-5

Baca Juga: