Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir curiga pelanggan PT PLN (Persero) berdaya 3.500 volt ampere (VA) masih ada yang menikmati subsidi listrik. Padahal, golongan ini bukan jadi sasaran subsidi listrik yang digelontorkan pemerintah.

Sebagai informasi tarif listrik pelanggan golongan 3.500-5.500 VA dan 6.600 VA ke atas telah disesuaikan PLN mulai 1 Juli 2022 lalu. PLN pun hanya memberikan subsidi pada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA saja.

Erick menduga pelanggan listrik 3.500 VA dengan sengaja membagi-bagi daya listrik itu menjadi kelompok kecil. Contohnya, bagi mereka yang berbisnis kontrakan, di mana ldaya listrik akan dibagi per kamar kontrakan sehingga pemilik hanya perlu membayar dengan bantuan subsidi.

"Dia pecah-pecah listriknya, lalu disewakan dengan biaya jutaan, tapi bayar listriknya subsidi. Nah ini kan kembali tidak sehat," ujarnya dalam seminar 'Menuju Masyarakat Cashless' di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Rabu (3/8).

Dengan adanya modus itu, ia turut waspada. Erick menekankan bahwa dirinya tidak anti pengusaha. Namun, menurutnya ada sistem yang harus diperbaiki supaya penyaluran subsidi lebih tepat sasaran.

"Kita harus perbaiki," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian ESDM memutuskan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) bagi 5 golongan pelanggan sejak 1 Juli 2022, karena harga komoditas terus menanjak di tengah perang Rusia-Ukraina.

Kenaikan tarif listrik itu pun menyasar pelanggan rumah tangga dan kantor pemerintahan dengan daya di atas 3.500 VA, demi menekan biaya subsidi pemerintah yang kian besar.

Erick juga menyinggung penyaluran BBM Subsidi dan BBM Khusus Penugasan yakni Solar dan Pertalite. Ia berharap subsidi yang diberikan pemerintah bisa menyasar kelompok yang memang membutuhkan.

"BBM ini tak mungkin sekarang pemerintah (setop subsidi), kalau dilihat harga BBM di luar itu sangat mahal, tapi kita juga jangan biarkan yang naik alphard masih isi Pertalite," ujar Erick Thohir.

Baca Juga: