Kemenkes menjalin kerja sama dengan Kementan untuk melakukan surveilans terhadap setiap kasus kematian unggas di daerah.

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menyelidiki keterkaitan flu burung atau H5N1 dengan peristiwa kematian puluhan ekor unggas di Kalimantan Selatan (Kalsel). "Yang di Kalimantan Selatan, kami lagi cek apakah variannya benar-benar flu burung," kata Menteri Kesehatan (Mnkes), Budi Gunadi Sadikin, di Gedung Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jakarta, Selasa (28/2).

Seperti dikutip dari Antara, Menkes mengatakan pengecekan tersebut dibutuhkan untuk memastikan sumber penularan dari penyakit tersebut, serta upaya mitigasi yang perlu dilakukan. "Kalau nanti itu benar (flu burung), yang sudah kita cek penularannya bukan dari manusia ke manusia, tapi dari hewan," ujarnya.

Menurut Budi, Kemenkes telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan surveilans terhadap setiap kasus kematian unggas di daerah.

Jika jumlah kasusnya signifikan, kata Menkes, Kementan akan berkoordinasi dengan Kemenkes untuk upaya penanggulangannya. "Kami sudah keluarkan surat kerja sama dengan Kementan untuk memastikan kalau ada indikasi kematian unggas yang siginifikan. Itu nanti harus koordinasi sama kami karena berikutnya itu bisa menular ke manusia," ujarnya.

Menurut Budi, kasus flu burung yang terjadi baru-baru ini di Kamboja terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia.

"Sampai sekarang yang terjadi di Kamboja, semua flu burung penularannya terjadi dari hewan ke manusia, bukan dari manusia ke manusia. Mudah-mudahan juga nggak terjadi dari manusia ke manusia," katanya.

Budi menambahkan fokus pengawasan Kemenkes saat ini tertuju pada insiden kematian hewan dalam jumlah signifikan. "Kami telah mengidentifikasi hewan di sejumlah daerah. Kalau unggasnya banyak mati, kami kejar. Itu yang kita masih double check dengan Kalimantan Selatan, apakah variannya flu burung," katanya.

Dikategorikan Rendah

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengemukakan risiko infeksi flu burung atau H5N1 terhadap manusia masih dikategorikan rendah, dan belum ada laporan kejadian infeksi dari manusia ke manusia. "Belum ada kejadian transmisi pada manusia ke manusia. Baru pada unggas itik," kata Nadia.

Nadia mengatakan flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang menginfeksi beragam spesies hewan termasuk babi, kuda, mamalia laut, dan manusia.

"Virus H5N1 tergolong Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI). Sejak 2020 hingga saat ini, enam kasus manusia influenza A (H5N1) yang termasuk dalam Clade 2.3.4.4b dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)," katanya.

Kasus tersebut dilaporkan dari Tiongkok satu kasus yang menyebabkan kematian. Vietnam satu kasus dengan gejala parah, namun sembuh. Spanyol dua kasus, Inggris dan Irlandia Utara satu kasus, Amerika Serikat satu kasus. "Kasus dari Eropa dan Amerika bergejala ringan atau asymptomatic," katanya.

Nadia mengatakan semua kasus terpapar unggas terinfeksi melalui kontak langsung pada 2023 telah dilaporkan konfirmasi H5N1, di antaranya satu orang meninggal di Kamboja berdasarkan laporan Kemenkes dari otoritas setempat pada Februari 2023.

Selain itu, satu orang kasus positif H5N1 datang dari Ekuador melalui website WHO Outbreak News, Januari 2023. "Pada 2022, di Indonesia sudah ditemukan kasus HPAI H5N1 2.3.4.4b pada unggas air atau ternak yang belum divaksin di Kalimantan Selatan," katanya.

Sejak 2020, kata Nadia, enam deteksi virus A (H5N1) clade 2.3.4.4b dilaporkan dari kasus yang terpapar langsung ke unggas yang terinfeksi.

Baca Juga: