Harapan Inggris akan bertumpu pada ke­tajaman kapten Harry Kane. Dia diharap­kan tetap fit karena striker Tottenham Hotspur itu bertekad menjadi pencetak gol terbanyak negaranya di level internasional.

LONDON - Bentrokan antara Inggris, Iran, Amerika Serikat, dan Wales membuat persaingan di Grup B Piala Dunia Qatar 2022 diwarnai ketegangan politik. Tapi, keseruan di lapangan tetap akan terjadi karena grup ini terdiri dari tim-tim dengan peringkat dunia FIFA rata-rata tertinggi di antara peserta lain.

Meskipun menuju Qatar usai enam pertandingan tanpa kemenangan, Inggris tidak diragukan lagi akan menjadi favorit untuk melaju. Tim asuhan Gareth Southgate itu bertekad mengakhiri penantian 56 tahun merebut trofi internasional utama.

"The Three Lions" semakin dekat baru-baru ini mencapai semifinal Piala Dunia empat tahun lalu dan final Piala Eropa 2020 di kandang sendiri.

Namun, jadwal yang padat untuk skuad asuhan Southgate saat membela klub dan waktu persiapan yang sedikit bisa menjadi penyebab masalah bagi Inggris di babak grup. Kekhawatiran akan cedera menghantui lini pertahanan Inggris. Reece James dan Kyle Walker diragukan masuk skuad.

Sementara itu, Harry Maguire dinilai tidak terlalu fit untuk bermain penuh karena jarang diturunkan sebagai starter di Manchester United. Di sisi lain, kurangnya kreativitas serangan membuat Inggris terdegradasi dari UEFA Nations League. Mereka dua kali gagal mengalahkan Jerman, Hungaria, dan Italia dalam beberapa bulan terakhir.

Inggris bermain imbang 3-3 di laga yang mendebarkan dengan Jerman di Wembley dalam pertandingan kompetitif terakhir sebelum Piala Dunia. Tekanan ada di Southgate untuk membuat pemain seperti Mason Mount, Phil Foden, Bukayo Saka, dan Jude Bellingham tampil secara regular di level internasional seperti yang mereka lakukan untuk klub.

Tumpuan Inggris

Harapan Inggris akan bertumpu pada ketajaman kapten Harry Kane. Dia diharapkan tetap fit karena striker Tottenham Hotspur itu bertekad menjadi pencetak gol terbanyak negaranya di level internasional. Kane hanya terpaut dua gol dari rekor 53 gol Wayne Rooney. Dia merupakan salah satu favorit untuk meraih Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia.

Persiapan Iran jelang tampil di Piala Dunia dipengaruhi gejolak politik. Protes melanda seluruh negeri menyusul kematian Mahsa Amini, 22, setelah penangkapannya oleh polisi moral negara. Aktivis, termasuk mantan pemain internasional Iran, Ali Karimi, telah meminta tim untuk mengambil sikap bergabung dengan gerakan protes di saat mata dunia tertuju Qatar.

FIFA bahkan diminta untuk mengeluarkan Iran dari kompetisi dan digantikan Ukraina atas dugaan penggunaan drone Iran oleh Russia dalam perangnya melawan Ukraina. Di lapangan, dengan mantan pelatih Real Madrid, Carlos Queiroz, kembali menukangi tim. Iran mengalahkan Uruguay dalam pertandingan persahabatan bulan September lalu. Namun, mereka kemungkinan tanpa striker bintang Sardar Azmoun karena cedera otot betis.

Pertemuan dengan Amerika Serikat membawa kembali kenangan indah bagi Tim Melli. AS menang 2-1 atas Iran dalam pertandingan Piala Dunia 1998 yang sarat muatan politik. AS kembali ke putaran final Piala Dunia setelah gagal lolos ke Russia empat tahun lalu dan memiliki skuad yang sekarang diisi dengan pemain berpengalaman di level tertinggi di Eropa.

Namun, pelatih Gregg Berhalter telah banyak dikritik karena tim asuhannya hanya meraih satu kemenangan dalam lima pertandingan jelang tampil di Qatar. Wales kembali ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1958. Ini bisa menjadi perpisahan Gareth Bale di ajang internasional.

Bale membantu menginspirasi negaranya melaju ke babak sistem gugur di dua Piala Eropa Eropa. Di usia 33 dan sekarang bermain untuk LAFC, Bale tidak lagi menjadi kekuatan seperti dulu. Wales memiliki peluang untuk lolos dengan dua pertandingan pertama mereka melawan AS dan Iran sebelum laga sulit melawan Inggris. ben/AFP/G-1

Baca Juga: