Pertahanan udara Rusia Sebuah drone pengintai ditembak jatuh pada Rabu (27/4) di luar kota Voronezh, jauh di wilayah Rusia dan sekitar 250 km jauhnya dari perbatasan Ukraina.

"Sistem pertahanan udara mendeteksi dan berhasil menghancurkan UAV pengintai berukuran kecil di langit dekat Voronezh," tulis Aleksandr Gusev selaku Gubernur Voronezh di Telegram seperti dikutip Russia Times.

Namun, Gusev tidak merinci asal drone itu, tetapi beberapa bagian wilayah Voronezh telah berada dalam siaga teroris yang tinggi sejak 11 April karena kemungkinan serangan balik dari Ukraina.

Gusev mengungkapkan serangan drone tersebut tidak mengancam keselamatan dan kesehatan penduduk di kota tersebut.

Penembakan pertama terjadi pada Senin (25/4), di mana dua drone yang tampaknya dioperasikan oleh Ukraina ditembak jatuh di dekat Wilayah Kursk.

Media lokal Rusia menyebut salah satu drone tersebut adalah UAV Bayraktar yang merupakan buatan Turki.

Selanjutnya pada hari Rabu (27/4) serangkaian ledakan mengguncang gudang amunisi di selatan Belgorod. Insiden ini menyusul penembakan tiga desa di wilayah yang sama sehari sebelumnya.

Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, banyak pemukiman di wilayah barat daya Rusia seperti Belgorod, Bryansk dan Kursk telah diserang dari pihak Ukraina. Namun, Wilayah Voronezh sebagian besar telah terhindar dari serangan semacam itu.

Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, setelah penolakan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk yang pertama kali ditandatangani pada 2014.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral dan memberikan jaminan bahwa ia tidak akan bergabung dengan NATO.

Pada sisi lain, Ukraina memandang serangan Rusia sebagai tindakan perang yang tidak beralasan dan telah membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

Baca Juga: