Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi mengatakankesepakatan perdagangan preferensial RI-Tunisia (IT-PTA), setelah disahkan, berpotensi meningkatkan nilai kerja sama perdagangan bilateral hingga satu miliar dolar AS (Rp15,44 triliun).
"IT-PTA mencakup pengurangan atau dispensasi tarif pada 250 item, dan setelah itu, dalam bayangan saya, kerja sama ekspor kita bisa mencapai angka 500 juta hingga satu miliar dolar AS," kata Zuhairi dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Apabila nilai kerja sama ekonomi dengan Tunisia itu berhasil mencapai satu miliar dolar AS, Indonesia akan menjadi salah satueksportir terbesar ke negara yang terletak di persimpangan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika itu, katanya.
Menurut Kementerian Perdagangan, total perdagangan kedua negara pada 2023 mencapai 217,6 juta dolar AS (Rp3,36 triliun), naik 1,09 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 215,3 juta dolar AS (Rp3,32 triliun).
IT-PTA yang telah mencapai tahap finalisasi dan siap ditandatangani kedua negara tersebut akan memacu kerja sama RI-Tunisia karenaketiadaan kesepakatan tersebut menjadi salah satu kendala signifikan dalam perdagangan bilateral selama ini, kata Dubes Zuhairi.
Seyogianya, kesepakatan tersebut diteken dalam momentum Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 di Bali awal September lalu, namun terpaksa ditunda akibat perubahan susunan kabinet di Tunisia, katanya.
"Penandatanganan mungkin dapat dilakukan nanti dalam Trade Expo Indonesia (TEI) di bulan Oktober atau menunggu momentum kunjungan menteri perdagangan," katanya.
Ia meyakini IT-PTA akan memperbesar peluang ekspor RI ke kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika melalui Tunisia sebagai titik perantaranya.
Dalam bagian lain penjelasannya, Zuhairi mengatakanpihaknya tengah menjajaki ekspor kopi dan kertas untuk melengkapi komoditas ekspor utama Indonesia ke Tunisia yang terdiri dari kelapa sawit, mebel, produk perikanan dan buah-buahan, serta suku cadang kendaraan.
Upaya meningkatkan ekspor ke Tunisia juga merupakan bentuk usaha pihaknya meningkatkan ekonomi dalam negeri sebagaimana yang ditargetkan Presiden Joko Widodo sejak menjabat pada 2014, kataZuhairi.