Kantor berita TASS melaporkan bahwa kesepakatan gandum antara Ukraina-Russia yang dimediasi Turki akan diperpanjang selama 60 hari lagi.

ISTANBUL - Kesepakatan gandum yang berakhir 18 Mei nanti akan diperpanjang 60 hari dan akan diumumkan oleh Presiden Turki, Tayyip Erdogan, kata narasumber yang mengetahui proses negosiasi soal ini kepada kantor beritaTASSpada Jumat (12/5).

"Saya kira kesepakatan itu akan diperpanjang selama 60 hari, tapi kemungkinan Russia setuju untuk terakhir kalinya. Keputusan perpanjangan ini biasanya diumumkan oleh Presiden Tayyip Erdogan usai percakapan telepon dengan mitranya dari Russia (Vladimir Putin)," kata narasumber itu.

"Tidak menutup kemungkinan keputusan itu diumumkan hari ini atau besok," sambung narasumber ini.

Perpanjangan kesepakatan bisa menjadi petunjuk bagi dipenuhinya tuntutan Russia seperti dituangkan dalam memorandum Istanbul 22 Juli tahun lalu, kata narasumber tadi.

Setelah delegasi Russia, Turki, Ukraina, dan PBB bertemu di Istanbul, Wakil Menteri Luar Negeri Russia, Sergey Vershinin, mengatakan kepada wartawan bahwa keikutsertaan Russia dalam kesepakatan itu gugur jika Moskwa tidak mendapatkan jaminan bahwa tuntutan-tuntutan mereka dipenuhi pada 18 Mei.

Tuntutan-tuntutan itu meliputi ekspor produk pertanian dan pupuk, memulihkan koneksi Bank Pertanian Russia ke sistem SWIFT, dan sejumlah isu lainnya.

Kesepakatan yang membolehkan lagi ekspor makanan dan pupuk ke pasar dunia tersebut diteken pada 22 Juli 2022. Perjanjian itu awalnya hanya selama 120 hari, namun kemudian diperpanjang 120 hari lagi pada November.

Pada 18 Maret, Russia mengumumkan kesepakatan itu akan diperpanjang sampai 60 hari ke depan dengan alasan waktu tersebut cukup untuk menilai efektivitas memorandum yang ditandatangani bersama PBB tersebut.

Russia berulang kali menegaskan perpanjangan kesepakatan tersebut tergantung kepada apakah tuntutan Russia dalam kesepakatan itu sudah diterapkan. Tiadanya kemajuan dalam soal ini membahayakan masa depan seluruh prakarsa yang ada.

Pada 10-11 Mei, wakil-wakil Russia, Turki, Ukraina, dan PBB bertemu di Istanbul guna membahas perpanjangan kesepakatan gandum dan implementasi tuntutan Russia dalam kesepakatan pasokan gandum dan pupuk. Keamanan koridor pangan Laut Hitam juga masuk agenda pembahasan.

Ekspor Amonia

Sementara itu kantor beritaAFPmelaporkan bahwa selain perpanjangan kesepakatan yang lebih lama, pertemuan tersebut berfokus pada proposal PBB untuk melanjutkan ekspor amonia Russia di sepanjang pipa Togliatti-Odessa, kata PBB dalam sebuah pernyataan.

Amonia adalah komponen inti dari pupuk, yang ekspornya dituding oleh Russia telah diblokir Barat karena dianggap yang melanggar kesepakatan sebelumnya.

Sebelumnya pada Selasa (9/5) lalu, Amerika Serikat (AS) dan Inggris menekan Russia untuk memperpanjang lagi kesepakatan gandum dan menuduh Moskwa telah mengeksploitasi kelaparan global untuk keuntungan dalam perang.

"Dalam beberapa hari terakhir, Russia sekali lagi memblokir kapal-kapal yang berlayar ke pelabuhan Ukraina untuk mengambil biji-bijian, dalam tindakan sinis yang secara langsung mengakibatkan berkurangnya makanan yang masuk ke pasar global dan bagi umat manusia di Afrika, Timur Tengah, dan seluruh dunia," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. AFP/Ant/TASS/I-1

Baca Juga: