JAKARTA - Sejumlah kalangan menilai faktor kesehatan menjadi penentu utama untuk mendorong pemulihan ekonomi. Karena itu, dibutuhkan suatu sistem kesehatan yang terintegrasi, setara, dan berkelanjutan.

"Kita semua tahu bahwa kesehatan merupakan input pembangunan berkelanjutan. Kita semua diajarkan bahwa sebelum menjadi pintar, sebelum strategi dijalankan, tentu saja seluruh karyawan harus memiliki kesehatan yang sempurna sehingga pada akhirnya outcome dan output yang dihasilkan bisa sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan tentu saja kebutuhan negara," ujar CEO & Chief Editor Wartaekonomi.co.id, Muhamad Ihsan dalam sambutannya pada webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu (8/12).

Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menjelaskan Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten. Ditambah lagi dengan kondisi Indonesia yang menempati peringkat kedua kasus Tuberkulosis tertinggi di dunia, 73 persen jumlah kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, dan 39 persen populasi umur 15 tahun ke atas merokok.

Untuk itu, perlu adanya pilar transformasi kesehatan nasional yang fokus pada enam aspek utama, yaitu layanan primer, layanan rujukan, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sdm kesehatan, dan teknologi kesehatan. Dante berharap, enam pilar ini dapat menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan dalam mengupayakan transformasi kesehatan nasional.

"Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua bagaimana transformasi kesehatan itu dilakukan di Indonesia dalam era 2021-2024 ke depan yang akan memberikan kontribusi bagi seluruh rakyat Indonesia secara merata," ungkap Dante.

Menanggapi kebutuhan transformasi layanan primer, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan memberikan empat rekomendasi yang dapat dilakukan oleh para pemangku kebijakan.

Rekomendasi Ede mencakup penanganan Covid-19 perlu dijadikan ujung tombak dan perisai dalam program kesehatan masyarakat esensial, transformasi harus difokuskan pada pemberdayaan masyarakat serta penguatan pelayanan kesehatan primer, transformasi perlu memenuhi sumber daya instrumen secara menyeluruh, serta transformasi puskesmas menuju Public Health 4.0.

"Semoga kita bisa konsisten dan komitmen dalam melaksanakan agenda transformasi layanan kesehatan primer sebagai landasan transformasi sistem kesehatan nasional secara menyeluruh pada 2022, dst," kata Ede.

Sejalan dengan yang diungkapkan Ede, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Daeng M. Faqih mengungkapkan pandemi Covid-19 ini merupakan pembelajaran penting bagi sektor kesehatan Indonesia. Daeng menilai sektor kesehatan membutuhkan tatanan yang tak hanya sekadar normatif, namun perlu dipersiapkan secara matang agar sistem kesehatan dapat berjalan dengan baik.

Dalam mengantisipasi situasi kesehatan nasional di masa mendatang, BPJS Kesehatan akan memusatkan perhatian pada upaya peningkatan mutu layanan dengan tetap menjaga kesinambungan finansial program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Deputi Direksi Bidang Riset dan Inovasi BPJS Kesehatan Benjamin Saut menyatakan, untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai inovasi berbasis teknologi telah diluncurkan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan customer journey sejak mendapatkan informasi awal hingga peserta menyampaikan keluhan pasca mendapatkan pelayanan.

Baca Juga: