BEIJING - Kereta berteknologi levitasi magnetik (maglev) yang melaju dengan kecepatan 1.000 kilometer per jam berhasil diujicobakan di Tiongkok. Namun para pakar di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengingatkan beberapa persoalan teknis masih membutuhkan penanganan serius sebelum kereta berjuluk "super maglev" itu dioperasikan.
"Purwa rupa kereta di lintasan 45 meter sedang dikembangkan Deng Zigang dan timnya di laboratorium Southwest Jiaotong University, Chengdu, Provinsi Sichuan," demikian laporan CCTV, Senin (5/3).
"Kereta tersebut menggabungkan dua teknologi yakni teknologi maglev yang berarti mengurangi gesekan roda dengan rel dan evakuasi tabung gerbong untuk mengurangi gesekan dengan udara," demikian tesis Deng dan timnya yang dipublikasikan di laman Institute of Electrical and Electronics Engineers, asosiasi para profesional berkantor pusat di Amerika Serikat.
Deng dan timnya mengurangi tekanan udara serendah mungkin hingga 2,6 sentibar atau 2,9 kilopaskal unit tekanan dalam eksperimen pada garis tengah 6 meter saat uji laju berkecepatan 50 kilometer per jam.
Perlu diketahui bahwa tekanan atmosfir bumi standarnya 101,32 kilopaskal.
Penemuan tersebut kedengarannya sangat dahsyat. Namun masih banyak persoalan teknis yang dihadapi, seperti faktor keselamatan dan biaya sebagaimana dikemukakan Sun Zhang, seorang profesor dan pakar perkeretaapian dari Shanghai Tongji University.
"Kereta itu harus bisa berhenti kapan saja diperlukan. Hal itu bisa dilakukan di ruang terbuka dengan memanfaatkan resistensi udara. Namun akan menjadi persoalan karena tabung hampa (di teknologi tersebut) tidak ada resistensi udaranya," katanya sebagaimana dikutip Global Times.
Dalam teknologi perkeretaan, Tiongkok berupaya keras bisa menyaingi Jepang. Pada 2015, Jepang telah berhasil menjalankan kereta maglev dengan kecepatan maksimum 603 kilometer per jam, seperti laporan The Guardian, harian asal London, Inggris.
Mulai Diproduksi
Pada saat bersamaan kantor berita Xinhua melaporkan bahwa tipe terbaru kereta maglev dengan kecepatan sedang (160 kilometer per jam) akan siap diproduksi di Tiongkok mulai pertengahan tahun ini.
"Kereta maglev ini dalam fase percobaan perakitan dan produksi," kata Presiden CRRC Zhuzhou Locomotive Co Ltd, Zhou Qinghe, Sabtu (3/3).
Produksi kereta maglev yang baru ini mengalami penambahan pada aspek kecepatan dari generasi sebelumnya yang hanya mencapai 100 kilometer per jam yang melayani rute di Changsa, Provinsi Hunan.
Keunggulan kereta maglev generasi baru buatan Tiongkok ini yaitu dilengkapi sistem penggerak stator pendek yang cocok untuk melayani rute pendek. "Keunggulan ini menjadikan kereta maglev ini amat cocok melayani urbanisasi," pungkas Zhou.
Ant/Xinhua/I-1