SITUBONDO - PrajuritIntai Amfibi Korps Marinir TNI AL dan United States Marines Corps (USMC) Reconnaissace Unit, menggelar latihan Small Unit Tactical dan perang kota atau Military Operations On Urban Terrain (MOUT) di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (5/6).

Dalam siaran pers yang diterima Koran Jakarta, Senin (7/6), dijelaskan bahwa latihan tersebut merupakan program latihan bersama bernama Reconex 21-II dan dipantau langsung oleh Komandan Satgas Latihan Letkol Marinir Supriyono dan Palaklat Lettu Mar Eko, S.S. Putra.

"Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan taktik prajurit Intai Amfibi Korps Marinir dalam melaksanakan Small Unit Tactical dan perang kota atau Military Operations On Urban Terrain," kata Letkol Mar Supriyono.

Supriyono selaku Komandan Satgas Latihan juga menyampaikan bahwa materi yang dilatihkan meliputi taktik perang kota seperti pemantapan latihan tanda-tanda visual dalam patroli, teknik melintasi bangunan, serta teknik penyerangan pemukiman dan kota.

Disamping itu, latihan perang kota kali ini juga untuk melihat sejauh mana taktik maupun teknik yang digunakan Marinir kedua Negara apabila terjadi permasalahan atau konflik di permukiman dan bagaimana cara penyelesaiannya.

Hari berikutnya yakni pada Minggu (6/6) Prajurit Korps Marinir TNI AL memperkenalkan budaya asli Indonesia kepada Marinir Amerika yang dikemas dalam kegiatan Culture Day di Osing Deles Omah Majapahit, Banyuwangi, Jawa Timur.

Culture Day yang digelar tersebut merupakan rangkaian kegiatan Latihan Bersama (Latma) antara prajurit Batalyon Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL bersama dengan United States Marines Corps (USMC) Reconnaissance Unit dengan sandi Reconex 21-II, yang akan berlangsung hingga 17 Juni 2021.

Sementara itu, Captain Nicholas Paparella sebagai perwakilan tertua 1st Recon unit menyampaikan, sangat senang diperkenalkan dengan budaya Indonesia. Ini merupakan kali pertama pasukannya mendapat kesempatan menikmati suguhan makanan serta tari tradisional khas daerah tempatnya berlatih, yang belum pernah didapatkan dari negara-negara lain selain di Indonesia.

Keramahan masyarakat Banyuwangi dalam bertutur kata dan makanan yang bercitarasa tinggi membuat dia dan Satuannya terkesan. Harapannya suatu saat nanti dapat kembali lagi ke Banyuwangi sebagai turis untuk berlibur.

Baca Juga: