Peningkatan kepercayaan investor kepada pasar modal pada 2021 menjadi momentum untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

JAKARTA - Kinerja pasar modal pada 2021 dinilai relatif lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan peningkatan kepercayaan investor seiring mulai pulihnya perekonomian nasional.

Presiden RI Joko Widodo menyampaikan Indonesia patut bersyukur atas kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan jumlah investor. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, di Jakarta, Senin (3/1).

"Kita juga patut bersyukur tadi disampaikan Ketua OJK di bursa sekarang ini, ada kenaikan IHSG di 2021 dengan return (keuntungan) 10,1 persen. Ini sebuah angka yang lumayan tinggi," ujar Presiden.

Kepala Negara menyampaikan apabila dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, dan Singapura, Indonesia masih yang teratas. "Kita juga masih yang paling atas. Singapura di 9,8 (persen), Malaysia minus 3,7 (persen), Filipina minus 0,2 persen, kita di 10,1 persen," kata Presiden.

Presiden juga menyampaikan Indonesia patut bersyukur karena jumlah orang yang masuk ke bursa dan menjadi investor pasar modal naik sangat tinggi. Pada 2017, jumlah investor di bursa sebesar 1,1 juta, namun, saat ini, kata Presiden, berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mencapai 7,4 juta investor. Mereka utamanya para investor retail atau perorangan yang sebagian besar anak muda milenial.

Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan keseluruhan pencapaian di pasar modal menunjukkan peningkatan kepercayaan investor kepada pasar modal. Menurutnya, situasi tersebut menjadi momentum besar karena pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2022 ditargetkan sebesar 5,2 persen.

Wimboh menjelaskan sektor finansial relatif stabil yang diindikasikan dengan beberapa indikator permodalan yang kuat, likuiditas yang cukup, dan kredit yang tumbuh. Kredit saat ini telah tumbuh 4,8 persen dana dana pihak ketiga mencapai 10,57 persen pada 2021.

Sektor asuransi juga sudah mulai lebih baik dengan Risk Based Capital (RBC) asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 535 persen dan 329 persen

"Untuk pasar modal jauh di luar dugaan dan di atas ekspektasi. Indeks kita sudah 6.581,48. Ini adalah kalau kita invest, return-nya sudah 10,08 persen. Ini termasuk jajaran terbaik di Asia di antara negara lain," kata Wimboh.

Penghimpunan Dana

Selain itu, jumlah investor yang pada 2020 hanya mencapai 3,8 juta investor, sekarang telah mencapai 7,5 juta investor. Hal itu menunjukkan semakin banyak investor yang masuk ke pasar modal, terutama investor ritel.

Penghimpunan dana di pasar modal, lanjut Wimboh, juga mencapai 363,3 triliun rupiah dari 194 emiten dan bersumber dari sektor teknologi dan sektor keuangan yang dinilai akan menjadi mesin pertumbuhan pasar modal ke depan.

"Di samping itu, ini jauh lebih tinggi dibanding 2020 yang hanya 118 triliun rupiah. Bahkan ini luar biasa dalam sejarah raising fund di pasar modal lebih tinggi dari pertumbuhan kreditnya. Kredit selama 2021 hanya 228 triliun rupiah. Mudah-mudahan ini tanda yang bagus untuk investasi ke depan," kata Wimboh.

Baca Juga: