“Dirty water kills more people than war!", demikian pesan yang digaungkan Mark Pramana, Kayson Sunjoto, Amanda Widjanarko, Bianca Goenawan, dan Christie Arianne.

BANTEN - "Dirty water kills more people than war!", demikian pesan yang digaungkan Mark Pramana, Kayson Sunjoto, Amanda Widjanarko, Bianca Goenawan, dan Christie Arianne.

Lima siswa sekolah menengah atas (SMA) yang tergabung dalam The Spring Organization tersebut memiliki misi memperjuangkan akses air bersih yang mudah diambil dan aman untuk digunakan keperluan sehari-hari, termasuk kebutuhan mencuci dan konsumsi/diminum.

Atas dasar misi tersebut, The Spring Organization mulai menggalang dana dari berbagai macam aktivitas dan melalui penjualan merchandise.

Setelah dana terkumpul, The Spring Organization pun bergerak ke Kampung Kiijem dan Kidoso yang berada di Kabupaten Tangerang, Banten, untuk menyediakan akses air bersih dengan membangun sanitasi komunal berupa MCK (mandi, cuci, kakus).

Dalam waktu 1 bulan 10 hari, fasilitas air bersih pun tersedia di dua kampung ini dan diresmikan The Spring Organization, Sabtu (4/11).

Kayson Sunjoto, selaku Project Development Manager The Spring Organization menjelaskan bahwa kedua kampung ini dipilih karena kondisi kali yang dialiri air dari Sungai Cisadane sudah tercemar dan tak laik konsumsi.

"Hari ini kami meresmikan sumur ke-7 dan 8 yang menjadi proyek The Spring. Kalau kita lihat kualitas air (di kali) itu dulu kotor sekali karena ada minyak, ada bakteri, dan chemical yang membuat kali mereka hitam," kata Kayson di sela kegiatan peresmian sanitasi komunal di Kampung Kiijem.

Kini, dengan adanya sanitasi komunal, warga Kampung Kiijem dan Kidoso tak perlu lagi mengambil air kali yang sudah tak laik konsumsi.

"Sekarang orang-orang bisa menggunakan air bersih ini (dari sanitasi komunal). Ini jauh lebih nyaman dan bersih untuk orang-orang mandi, cuci baju dan lain-lain," jelas Mark Pramana, CEO & Poject Manager The Spring Organization.

"Ini airnya dapat dari sumur, bukan dari air sungai (yang tercemar) lagi," imbuhnya.

Keberadaan akses air bersih sebagai wujud kepedulian The Spring Organization pun disambut baik warga setempat.

Di Kampung Kiijem, jumlah kepala keluarga (KK) yang merasakan manfaatnya bahkan terus bertambah, dari yang semula 6 KK, kemudian menjadi 30 KK. Sedangkan di Kidoso terdapat sekitar 73 KK.

Suwandi (38), pemilik lahan tempat berdirinya sanitasi komunal di Kampung Kiijem, mengatakan bahwa warga setempat menyambut bahagia keberadaan akses air bersih.

"Warga kami sebelumnya untuk mendapatkan akses air bersih harus ke kali yang airnya dialiri dari Sungai Cisadane. Tapi kali mulai tercemar sejak 2005, penyebabnya karena sampah, limbah. Jadi enggak layak lagi buat dikonsumsi," kata Suwandi.

The Spring Organization pun berharap generasi muda dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini dengan mengakses akun Instagram resmi @thespringorg.

Baca Juga: