JAKARTA-Pemerintah mendorong agar penggunaan Kendaraan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) di sektor pertanian makin meluas. Apalagi sebagian jenis AMMDes tergolong sebagai alat mesin pertanian (Alsintan) karena berfungsi sebagai teknologi pasca panen.Penggunaan AMMDes sebagai teknologi pasca panen mengurangi tingkat kerugian petani.

"Selain dibeli, kami merencanakan agar AMMDes ini bisa disewa oleh petani. Terkait rencana sewa AMMDes ini, kami akan bekerja sama dengan juga dengan perbankan. Penyewaannya bisa melalui koperasi unit desa,"ungkap Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto dalam acara Seremoni AMMDes Digimodz di Jakarta, Senin (5/8).

Terkait itu, Kemenperin bersama stakeholder terkait lainnya tengah menggodok skema penyewaan bagi Kendaraan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Hal tersebut untuk memudahkan petani dalam menggunakan AMMDes, sehingga membantu kerja produsen pangan dan lebih efisien.Ia mengatakan, melalui skema sewa ini AMMDes bisa langsung didatangkan ke lokasi, sehingga petani tidak perlu mengangkut hasil panennya.

Harjanto mengatakan, adapula jenis AMMDes yang bisa membantu proses pembangunan irigasi pertanian. Karena berfungsi sebagai molen untuk campuran semen. Hal ini, sifatnya mobile karena bisa di bawa ke lokasi irigasi, sehingga membantu kelancaran pengerjaan irigasi pertanian.

Pasca Panen

Sementara, Presiden Direktur PT. Kreasi Mandiri Wintor Reiza Tristanto menambahkan, dari sepuluh jenis AMMDes yang diproduksi, beberapa di antaranya sebagai teknologi pasca panen. Fungsinya untuk selep padi, penyosoh besar, pengolah kopi, pasca panen pisang serta pemipil jagung. "Kami akan tingkatkan jenisnya sesuai dengan permintaan pasar,"ungkap Reiza.

Reiza mengatakan, tahun ini ada 3.000 unit AMMDes yang diproduksi. Penjualannya masih menunggu rampungnya E Katalog pada Oktober mendatang. Produsen juga akan mengekspor 10.000 unit AMMDes ke sejumlah negara bekas jajahan Portugis dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Produsen mematok harga mulai dari 60 juta rupiah per unit. Harganya bervariasi sesuai kebutuhan.

Secara terpisah, Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan pengawasan terhadap penyaluran bantuan Alsintan. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan Gatut Sumbogodjati menyampaikan, bantuan tersebut sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi dan nilai jual produk tanaman pangan. "Kami sangat ketat melakukan pengawasan," katanya. ers/E-12

Baca Juga: