Andil komoditas beras terhadap inflasi pangan sangatlah besar karena masih menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

JAKARTA - Pemerintah perlu secepatnya mengendalikan harga beras. Sebab, jika tren kenaikannya tak diredam, gejolak harga beras bakal mengerek inflasi. Kondisi ini bakal menambah jumlah masyarakat miskin.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, mengatakan beras memiliki dampak cukup besar terhadap inflasi. Diakuinya, dalam periode lima tahun terakhir, stok beras di dalam negeri mencukupi sehingga gejolak inflasi relatif rendah karena harga beras relatif kecil.

Namun, kata dia, sekarang kondisi berbeda, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mendongkrak biaya jasa angkutan sehingga berdampak terhadap kenaikan harga beras di level konsumen. Selain itu, biaya input pertanian seperti pupuk juga naik sehingga berdampak ke inflasi pangan.

Bhima memaparkan untuk mengukur seberapa penting beras bisa dilihat dari kontribusi beras ke garis kemiskinan sebesar 23 persen di perdesaan dan 19,3 persen di perkotaan tertinggi dibanding komponen lain.

"Artinya, harga beras naik sedikit, inflasi akan naik dan berujung pada penyesuaian garis kemiskinan. Orang miskin akan bertambah kalau berasnya mahal," ujarnya pada Koran Jakarta, Selasa (27/9).

Kenaikan harga beras, lanjut Bhima, akan berimplikasi terhadap inflasi pada September dan Oktober. Dia memperkirakan inflasi nasional dapat mencapai tujuh persen (yoy).

Mengutip laman infopanganjakarta, Selasa (27/9), harga beras naik dibanding, Senin (26/9). Harga beras IR I (IR 64) misalnya naik 10 rupiah per kilogram (kg) menjadi 11.620 rupiah per kg, begitu juga beras IR II (IR 64) Ramos yang naik 25 rupiah menjadi 10.735 rupiah per kg.

Kenaikan juga terjadi pada jenis beras medium IR III (IR 64) yang naik 23 rupiah menjadi 9.821 rupiah. Demikian juga dengan beras IR 42/pera yang naik 84 rupiah menjadi 12.223 rupiah per kg, begitu juga dengan beras setra atau premium yang naik lima rupiah menjadi 12.256 rupiah per kg.

Tak hanya beras, kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah yang naik 361 rupiah menjadi 37.085 rupiah per kg. Demikian pun bawang putih yang naik 22 rupiah menjadi 30.043 rupiah per kg. Bawang memang sudah naik sejak beberapa hari lalu.

Antisipasi Bulog

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk memastikan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) semakin dimasifkan agar tidak ada gejolak harga di tingkat konsumen.

"Masyarakat jangan khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus-menerus di tengah situasi saat ini, berdasarkan pencatatan harga beras hanya mengalami sedikit kenaikan disebabkan faktor kenaikan harga BBM dan memasuki musim gadu," kata Buwas.

Bulog, terangnya, akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan ini. Selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampai pelosok Tanah Air, Bulog juga memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.

Guna menjalankan fungsi menjaga stabilitas harga pangan khususnya beras, sepanjang 2022 Bulog telah melaksanakan program KPSH atau operasi pasar (OP) di seluruh wilayah. Terhitung dari awal tahun hingga minggu ke-3 September ini, Bulog sudah menggelontorkan sebanyak 650 ribu ton beras OP demi menjaga harga beras di pasaran agar tidak terjadi lonjakan.

Baca Juga: