JAKARTA - Belajar merupakan cara seseorang memproses dan menilai sebuah informasi. Dalam prosesnya setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar dengan gaya atau cara tertentu, sehingga orang tua perlu mengenalnya agar prosesnya dapat berjalan optimal.

"Setiap orang itu biasanya memang punya kecenderungan yang beda-beda dan tidak tidak ada yang salah dengan kecenderungan tadi karena tiap orang pasti kanstyle-nya beda ya," kata psikolog Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., dalam acarapuncak Dunia si Kecil yang diadakan Lotte Choco Pie di Jakarta, Minggu (24/7).

Ia menuturkan, gaya belajar yang pertama adalah tipe visual. Anak-anak yang memiliki gaya belajar jenis ini lebih menyenangi belajar dengan cara melihat untuk mengingat sebuah pesan atau informasi. Mereka biasanya akan menyenang segala sesuatu yang penuh warna, bisa berupa ilustrasi, gambar, atau infografis.

Selanjutnya gaya belajar tipe auditori yaitu dengan cara mendengarkan suara dari orang lain atau sebuah objek. Anak jenis ini kadang seperti tidak tidak memperhatikan guru karena arah pandangannya ke tempat lain, meski sebenarnya sedang mendengarkan apa yang sedang disampaikan.

"Menyimak namun tidak melihat ke arah gurunya saat mengucapkan kalimat. Kadang-kadang matanya melihat sana, melihat ke mari. Jika melihat tipe auditori seperti sedang tidak menyimak apa yang dikatakan orang," jelasnya.

Bagi orang tua yang memiliki anak dengan belajar tipe auditori Irma menganjurkan pada orang tua untuk mengajak mereka belajarnya ituread aloudatau membaca dengan lantang. Pesan-pesan itu dengan mudah diingat oleh orang jenis ini. Cara belajar lainnya bisa dengan merekam materi yang disampaikan untuk didengar kembali.

Gaya belajar anak selanjutnya yaitu tipe kinestetis yaitu dengan cara bergerak-gerak. Anak tipe ini akan berpindah-pindahnya tempat atau posisi sehingga terlihat tampak gelisah meski sebenarnya tidak terjadi masalah apa-apa.

"Mungkin limat lima menit dia tengkurap, habis itu nanti dia sambil selonjoran, terus pindah posisi yang lain tapi sambil bawa buku. Atau sambil mendengarkan sesuatu tapi dia bergerak. Nah dipe ini disebut dengan kinestetis," kata Irma.

Tiga tipe gaya belajar itu bisa terjadi pada siapa pun bukan hanya anak-anak namun juga orang dewasa. Menurut Irma setiap tipe tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah karena setiap orang akan melakukannya sesuai dengan apa yang paling menyenangkan.

"Setiap orang bisa memiliki kedua atau ketiganya sekaligus atau tidak mutlak dalam satu tipe, misalnya membaca sambil menggaris-garis di kertas. Atau mendengarkan suara sambil lompat-lompat," terang dia.

Marketing Manager PT. Lotte Indonesia Ingen Ate Malem Meliala mengatakan, acara Dunia si Kecil yang diadakan Lotte Choco Pie untuk memberikan wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri sekaligus mendukung mereka untuk menyambut masa depan yang cemerlang. Rangkaian kegiatan dengan Video Challenge untuk menunjukkan berbagai minat bakat, hobi, dan cita-cita anak-anak sesuai dengan gaya belajar mereka.

"Kami senang sekali bisa melihat minat bakat yang beragam dari anak-anak di seluruh Indonesia, mulai dari bidang seni, olahraga, kesehatan, hingga sains dan teknologi melalui kegiatan ini," tutur Inge.

Anak-anak diklaim sangat antusias dalam mengikuti acara Dunia si Kecil yang diadakan Lotte Choco Pie. Hal ini dibuktikan dengan unggahan sebanyak 350 video dengan hashtag #DuniaSiKecilLCP di Instagram Reels dan TikTok dari acara tersebut.

"Sebanyak 60 video terbaik kemudian dipilih untuk mendapatkan hadiah berupa 10 paket mainan edukatif dan 50 undangan menghadiri langsung puncak acara Dunia Si Kecil yang akan diadakan di Play 'N' Learn, Emporium Pluit Mall, Jakarta," pungkas Inge.

Baca Juga: