JAKARTA - Sindrom Sjogren (Sjogren's Syndrome) merupakan kelainan genetik penyebab sekumpulan gejala yang identik dengan kondisi mulut dan mata kering. Sindrom Sjogren umumnya tidak berdiri sendiri karena sering ditemukan juga penyakit arthritis rheumatoid dan lupus pada pengidap.

Penyebab sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, seperti penyakit autoimun lainnya, sistem kekebalan tubuh penderitanya mengalami disfungsi dan berbalik menyerang sel-sel sehat dalam kelenjar-kelenjar penghasil cairan, seperti kelenjar air mata dan air liur (saliva).

Sebagai penyakit autoimun sindrom Sjogren merupakan suatu kondisi terjadinya gangguan fungsi kekebalan tubuh, sehingga menyerang sel tubuh sendiri. Dia bisa menyerang berbagai organ lain seperti saraf, paru, ginjal, dan saluran cerna.

Meski sindrom ini sering terdengar banyak tidak disadari karena mirip gejala keseharian. Padahal penyakit ini bersifat kronik dan sistemik sehingga harus disembuhkan.

"Karena memiliki banyak gejala mirip penyakit lain, menyulitkan diagnosis," ujar drAlvina Widhani, Sp.PD-KAI, dalam webinar dengan judul Kenali Sjogren's Syndrome: Penyakit Autoimun yang Sering Tidak Terdiagnosis oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) baru-baru ini.

Dokter Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, mengatakan, pasien biasanya mengeluh mata dan mulut kering.

Menurut Dewan Pembina Yayasan Sjogren's Syndrome Indonesia ini, beberapa gejala yang umum terjadi pada mulut berupa sulit menelan makanan kering, sensitif terhadap makanan pedas, karies gigi, dan tumbuh jamur di mulut.

Untuk menangani pasien Sindrom Sjogren salah satunya dengan menjaga imunitas tubuh. Konsumsi gizi seimbang, rutin berolahraga, istirahat cukup, dan makan vitamin D. Pasien autoimun memiliki kadar vitamin D rendah. Hay/G-1

Baca Juga: