Petani mengusulkan HPP gabah kering panen menjadi 7.000 rupiah/ kg dari harga 5.000 rupiah/ kg atau sekitar 25 persen dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.

JAKARTA - Pemerintah perlu menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) menjadi 7 ribu rupiah dari 5 ribu rupiah untuk gabah kering panen (GKP). Sebab, saat ini harga gabah di level petani sudah anjlok.

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan HPP memang perlu secara berkala ditinjau karena biaya produksi terus berubah naik, sementara HPP cenderung tetap dan masih di bawah BEP (break event point)

"Jika kita belajar pada pengalaman tahuan lalu, terlihat bahwa HPP 5 ribu rupiah yang ditetapkan pemerintah belum bisa menjangkau gabah/beras karena harga jauh di atas itu. Akibatnya, serapan Bulog jadi sangat sedikit," papar Said kepada Koran Jakarta, Kamis (25/4).

Namun pekan ini, lanjut Said, saat panen padi mulai, terjadi harga sudah mulai jatuh dan dengan HPP saat ini belum bisa mengangkat harga di petani sampai BEP.

"HPP harusnya menjadi alat meningkat kan harga petani jika HPP masih di bawah BEP maka kebijakan ini tidak bisa mencapai tujuan kebijakan HPP, yaitu peningkatan kesejahteraan petani dan penguatan cadangan beras nasional lewat serapan Bulog yang memadai," tandasnya.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, menilai HPP itu idealnya 7.000 rupiah. Menurut Bhima, selain kenaikan biaya pupuk naik, pestisida juga makin mahal hingga biaya tenaga kerja sehingga bisa dijadikan pertimbangan.

"Harga gabah yang lebih tinggi akan membuat petani tertarik menanam padi dan menjaga regenerasi petani muda ke depannya," ucap Bhima.

Efek positif lainnya tentu berpengaruh pada menurunnya tingkat kemiskinan, terutama sebagian besar penduduk miskin ada di sektor pertanian.

Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Agus Ruli Ardiansyah, yang hadir secara langsung menyampaikan kondisi petani yang mengalami penurunan harga gabah.

"Berdasarkan laporan anggota SPI Pandeglang, per Senin 22 April 2024, harga Gabah Kering Panen (GKP) di Kecamatan Cikeusik sudah anjlok ke angka 4.500 rupiah per kg," ujar Agus Ruli.

Fleksibilitas harga GKP yang diterbitkan Bapanas dari 5.000 rupiah/kg menjadi 6.000 rupiah/kg tidak mampu mengerek harga gabah ditingkat petani.

Harga gabah dibawah 5.000 rupiah/kg membuat petani bangkrut. Dia menyampaikan bahwa biaya produksi petani padi sawah untuk menghasilkan satu kilogram gabah sudah mengalami kenaikan dibandingkan 2023.

Agus Ruli menyampaikan SPI mengusulkan HPP untuk gabah kering panen (GKP) dari harga 5.000 rupiah/kg menjadi 7.000 rupiah/kg. Kenaikan tersebut berada di kisaran 25 persen dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani (dengan metode pertanian konvensional).

Lebih Intensif

Dalam konferensi persnya di Jakarta, Kamis (25/4), Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengatakan kebijakan HPP menjadi wewenang pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Diakuinya, kenaikan HPP memang membantu dan lebih realistis dengan kondisi yang dialami petani.

Baca Juga: