BI secara spesifik mencermati kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi dari perkiraan semula (baseline) yakni tiga kali tahun ini.

Washin gton - Bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar keuangan. Selain itu, The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan untuk menaikkan kembali bunga acuannya sebanyak dua kali lagi tahun ini.

"Dengan mempertimbangkan realisasi kondisi pasar kerja dan inflasi, The Fed memutuskan menaikkan kisaran target suku bunga federal funds (FFR) menjadi 1,5-1,75 persen," demikian pernyataan The Fed setelah mengakhiri pertemuan dua hari hingga, Rabu (21/3) waktu setempat atau Kamis (22/3) pagi WIB.

Pejabat-pejabat Fed secara luas memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh pada laju yang lebih cepat tahun ini dan tahun depan, didorong oleh stimulus fiskal dan peningkatan permintaan luar negeri. Perekonomian AS akan tumbuh 2,7 persen pada 2018 dan 2,4 persen pada 2019, lebih tinggi dari proyeksi awal, masing-masing 2,5 persen dan 2,1 persen.

Pejabat-pejabat Fed juga memperkirakan inflasi inti akan naik menjadi 2,1 persen tahun depan, sedikit di atas target Fed dan naik dari proyeksi sebelumnya 2,0 persen. Tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 3,8 persen pada 2018 dan 3,6 persen pada 2019, keduanya di bawah proyeksi sebelumnya 3,9 persen.

Para pembuat kebijakan The Fed masih membayangkan tiga kenaikan suku bunga pada 2018 meskipun prospek ekonomi membaik. Namun, para pejabat Fed memperkirakan tiga kenaikan suku bunga pada 2019 dan dua pada 2020, lebih besar dari perkiraan sebelumnya pada Desember.

Namun, Ketua Fed, Jerome Powell, mengecilkan signifikansi dari perkiraan suku bunga ini, menolak untuk mengakui bahwa bank sentral akan mengejar langkah pengetatan yang lebih cepat. "Saya kira seperti serangkaian perkiraan, prakiraan itu akan berubah seiring waktu. Mereka akan berubah tergantung pada jalan prospek perubahan ekonomi," kata Powell pada konferensi pers setelah pertemuan.

Kebijakan Netral

Terkait rencana lanjutan pengetatan moneter AS, Bank Indonesia (BI) terus mencermatinya. Bahkan, BI secara spesifik mencermati kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi dari perkiraan semula (baseline) yakni tiga kali tahun ini. "Ada kemungkinan di tahun ini, suku bunga The Fed bisa naik empat kali.

Namun, baseline kami masih perkirakan tiga kali tahun ini," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Affandi. Sementara itu, untuk mengantisipasi dampak kenaikan FFR, BI memilih mempertahankan sikap kebijakan moneter yang netral.

Bank sentral mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap dilevel 4,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Maret 2018.

Ant/E-10

Baca Juga: