Modernisasi memang menjadi salah satu hal yang lumrah dan harus dilaksanakan untuk tercapainya masa depan yang baik. Di Indonesia sendiri, modernisasi masih dan akan terus berjalan, salah satunya adalah modernisasi bank konvensional ke digital.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan layanan perbankan digital adalah layanan perbankan elektronik yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah, dan sesuai dengan kebutuhan (customer experience). Selain itu, layanan perbankan digital dapat dilakukan secara mandiri oleh nasabah, dengan memperhatikan aspek keamanan.

Belakangan banyak bank yang bermigrasi menjadi bank digital. OJK pernah mencatat, setidaknya ada tujuh bank yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi bank digital. Ketujuh bank tersebut adalah PT Bank Capital Tbk, PT BRI Agroniaga, PT Bank Harda Internasional Tbk, Bank BCA Digital, Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, dan PT Bank QNB Indonesia Tbk.

Ketujuh bank tersebut menyusul lima bank yang sebelumnya sudah merubah format menjadi digital, yaitu Jenius dari Bank BTPN, Wokee dari Bank Bukopin, Digibank dari Bank DBS, TMRW dari Bank UOB, LINE Bank dari KEB Hana Bank dan Jago dari Bank Jago.

Sebuah majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat, Forbes, mengungkapkan bahwa bank digital merupakan bank yang menggabungkan layanan online dan mobile banking menjadi satu. Layanan perbankan online berarti nasabah dapat mengakses fitur dan layanan perbankan melalui situs bank dari layar komputer atau laptop.

Kemudian, layanan mobile banking memungkinkan nasabah menggunakan aplikasi dari bank untuk mengakses banyak fitur perbankan melalui ponsel pintar atau tablet.

Layanan bank digital memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan bagi para pengguna. Keunggulan yang ditawarkan bank digital antara lain membuka dan menutup rekening, mencari informasi, transfer antar rekening dan antar bank, serta pembayaran menggunakan e-Commerce seperti pembelian pulsa, listrik, kartu kredit, asuransi, internet, dsb. juga bisa dilakukan lewat bank digital.

Kelebihan lainnya, pengguna dapat mengakses bank digital kapan dan di mana saja selama masih terhubung dengan internet. Selain itu, penggunaan bank digital juga memberikan jaminan dan keamanan yang lebih baik, salah satunya dengan proteksi firewall berlapis untuk mencegah berbagai peretasan.

Namun pada prakteknya, ada beberapa kendala jika kita mengakses bank digital lewat ponsel, di antaranya adalah pengguna tidak bisa melakukan aktivitas perbankan jika tidak ada jaringan internet. Selain itu, keamanan bank digital juga masih diragukan. Memang, sistem keamanan bank digital dipercaya aman, tapi pasti masih ada saja pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin mencuri data pribadi atau membobol rekening.

Belum lagi jika kita kehilangan ponsel yang digunakan untuk mengakses bank digital, sudah pasti ini menjadi salah satu hal paling menyebalkan. Namun jika pengguna kehilangan ponsel untuk mengakses bank digital, kalian bisa melakukan langkah-langkah pemblokiran rekening bank digital.

Ya, bank digital memang memiliki kemudahan, tapi kekurangannya juga tak boleh dipandang sebelah mata. Untuk itu, pada akhirnya pengguna dituntut untuk selalu bijak dalam memanfaatkan bank digital.

Baca Juga: