Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei mengimbau seluruh WNI di Taiwan, khususnya di wilayah Hualien untuk mewaspadai gempa susulan.

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana gempa bumi di Taiwan, Rabu (3/4). Hasil koordinasi Kemlu dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban gempa bumi.

"Dalam laman media sosialnya, KDEI Taipei mengimbau agar seluruh WNI di Taiwan, khususnya di wilayah Hualien, untuk mewaspadai potensi gempa susulan. WNI di Taiwan agar mengikuti perkembangan informasi dari otoritas Taiwan maupun Taipei," kata Juru Bicara Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, di Jakarta, Rabu (3/4).

Seperti dikutip dari Antara, WNI yang terdampak dan membutuhkan bantuan dapat menghubungi KDEI Taipei melalui nomor hotline +88690132000 dan +886987587000.

Gempa bermagnitudo 7,5 dan 6,6 dilaporkan terjadi di sekitar Taiwan pada Rabu pagi dan getarannya terasa di Pulau Okinawa dan Miyako, Jepang selatan, sehingga membuat otoritas mengeluarkan peringatan tsunami di pulau-pulau tersebut.

Menurut data Badan Meteorologi Jepang, gempa bermagnitudo 7,5 di dekat pantai timur Taiwan yang tercatat pada pukul 08.58 waktu setempat (06.58 WIB), Rabu, memiliki kedalaman yang sangat dangkal.

Sementara itu, gempa kedua tercatat berselang kurang dari 15 menit kemudian yakni pada pukul 09.11 waktu setempat (07.11 WIB).

Setidaknya tujuh orang tewas dan lebih dari 700 orang terluka pada Rabu (3/4), akibat gempa bumi dahsyat di Taiwan yang merusak puluhan bangunan dan memicu peringatan tsunami yang meluas ke Jepang dan Filipina. Petugas terus mendata kerusakan tersebut.

Gempa Susulan

Dikutip dari Yahoo News, para pejabat mengatakan gempa tersebut adalah yang terkuat yang mengguncang pulau itu dalam beberapa dekade terakhir, dan memperingatkan akan terjadinya gempa susulan lagi di masa mendatang.

"Gempanya dekat dengan daratan dan dangkal. Gempanya terasa di seluruh Taiwan dan pulau-pulau lepas pantai," kata Wu Chien-fu, Direktur Pusat Seismologi Administrasi Cuaca Pusat Taipei.

Peraturan bangunan yang ketat dan kesadaran masyarakat yang luas terhadap bencana tampaknya telah mencegah terjadinya bencana besar di pulau rawan gempa ini, yang terletak di dekat persimpangan dua lempeng tektonik.

Wu mengatakan gempa tersebut adalah yang terkuat sejak gempa berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi pada September 1999, menewaskan sekitar 2.400 orang dalam bencana alam paling mematikan dalam sejarah pulau tersebut.

Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter yang terjadi pada hari Rabu terjadi tepat sebelum pukul 08.00 waktu setempat (0000 GMT), dan Survei Geologi AS atau United States Geological Survey (USGS) memperkirakan, pusat gempa berada 18 kilometer (11 mil) selatan Kota Hualien Taiwan, pada kedalaman 34,8 kilometer.

"Tiga orang di antara kelompok tujuh orang yang melakukan pendakian pagi hari melalui perbukitan yang mengelilingi kota itu tewas tertimpa batu-batu besar yang terlepas akibat gempa," kata para pejabat.

Di tempat terpisah, pengemudi truk dan mobil tewas ketika kendaraan mereka tertimpa bongkahan batu, sementara seorang pria lainnya tewas di tambang.

Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan, semua korban tewas terjadi di wilayah Hualien, dan sejauh ini 736 orang terluka dalam gempa tersebut, tanpa menyebutkan seberapa serius gempa itu.

Media sosial dibanjiri dengan video dan gambar yang dibagikan dari seluruh negara tentang gedung-gedung yang bergoyang saat gempa terjadi.

"Gempanya sangat hebat, lukisan-lukisan di dinding, TV dan lemari minuman saya terjatuh," kata seorang pria di Hualien kepada stasiun televisi SET TV.

Baca Juga: