JAKARTA - Kemitraan antara pelaku industri dan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) perlu diperkuat. Sebab, sejauh ini kemitraan ini belum maksimal di hampir semua sektor industri.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Awan Santosa mengatakan kemitraan antara pelaku industri dan UMKM dalam industrialisasi & hilirisasi produk memang harus ditingkatkan "Saat ini kemitraan itu masih belum maksimal. Mestinya UMKM lebih diberi kesempatan untuk terlibat," tegas Awan di Jakarta, Senin (6/3).

Belum maksimalnya kolaborasi dengan IKM itu bahkan hampir merata di semua sektor, seperti industri pertanian, perkebunan, perikanan, manufaktur, pariwisata hingga perhotelan, dan transportasi.

Padahal lanjut Awan, apabila kemitraan terjalin banyak manfaat yang diperoleh IKM, di antaranya transfer knowledge dan teknologi sehingga kinerja usahanya meningkat.

"Dengan kemitraan maka kapasitas & keberlanjutan produksi, pasar, keuangan, dan SDM IKM akan meningkat," pungkas Awan.

Sektor UMKM berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, UMKM memiliki jumlah lebih dari 64,2 juta unit usaha, menyumbang 61,9 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen terhadap tenaga kerja.

Meski demikian, UMKM di Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti akses pembiayaan, pemasaran, dan daya saing serta produktivitas.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Organisasi Eka Sastra menyebutkan baru sekitar 18 persen UMKM yang saat ini masuk dalam rantai pasok atau supply chain industri.

Inklusi Keuangan

Sementara itu, pemerintah berkomitmen meningkatkan daya saing dan produktivitas UMKM melalui pembangunan sektor digital dan teknologi finansial (fintech).

Plt Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan dalam acara Peluncuran Program PROMISE II Impact (Promoting Micro and Small Enterpries through Entreprenuers Access to Financial Services) pekan lalu mengatakan PROMISE II Impact terfokus pada empat strategi yakni mendorong penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan skala usaha UMKM, mendukung adopsi teknologi digital oleh BPD dan BPR.

Fokus lainnya yakni meningkatkan ekosistem yang terikat dalam mata nilai UMKM melalui digitalisasi, perluasan pembeli dan akses yang lebih baik terhadap keuangan, dan melibatkan Pemerintah Daerah dalam mendukung kebijakan dan program pemulihan ekonomi yang disasarkan pada UMKM dan penyedia jasa keuangan.

Baca Juga: