Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan naiknya biaya angkut dan transportasi turut menjadi faktor yang menyebabkan melonjaknya harga kedelai di pasar dunia.

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan. Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 pekan menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 pekankata Suwandi usai rapat koordinasi Kementan bersama Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) di Kantor Pusat Kementan Jakarta, Senin.

Seperti diketahui, harga kedelai saat ini melonjak hingga 9.300 per rupiah kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran 6.000-7.000 rupiah per kilogram, berdasarkan data Gakoptindo.

Akibatnya para perajin tahun dan tempe di dalam negeri terpaksa meningkatkan harga jual karena bahan baku lebih mahal. Suwandi menjelaskan dampak pandemi COVID-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor. Menurut dia, peluang ini harus dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.

Kementan pun memfasilitasi nota kesepahaman (MoU) antara Gakoptindo dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta investor dengan Ditjen Tanaman Pangan. Kerja sama tersebut bertujuan meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani. ant/G-1

Baca Juga: