JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus memberikan pendampingan bagi sarjana pertanian dan petani millenial untuk membangun pertanian modern di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan pemerintah saat ini tengah bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern yang memanfaatkan teknologi canggih dan mekanisasi pertanian.
"Kami diminta oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membangun pertanian modern, dan sekarang kita tengah memulai pekerjaan di beberapa wilayah seperti Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan yang nantinya akan menjadi lumbung pangan Indonesia," kata Andi Amran dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (6/10).
Mentan menargetkan 500 ribu hektare lahan sawah baru di Kalimantan Tengah, dengan satu kali panen diproyeksikan menghasilkan 5 ton gabah kering per hektare, atau 10 ton per hektare dalam setahun. Dengan demikian, Kalimantan Tengah diharapkan mampu menghasilkan 5 juta ton beras per tahun.
Menurutnya, jika seluruh proyek cetak sawah ini berjalan lancar, defisit beras nasional dapat diatasi hanya dari produksi Kalimantan Tengah.
Dalam menopang pelaksanaan pertanian modern, Kementan melibatkan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang tengah mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kemendikbud serta alumni Polbangtan PEPI.
Terkait hal itu, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dan alumni dalam kegiatan pertanian di Kapuas.
Idha menyebutkan konsep pertanian modern ini, petani milenial ikut di dalamnya, dalam penggunaan dan pengelolaan alat mesin pertanian.