JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengembangkan kelapa secara nasional untuk mendukung ketersediaan bahan baku minyak kelapa. Untuk itu, pemerintah dalam hal ini Kementan, setiap tahunnya menyiapkan tidak kurang dari 10.000 ha, terdiri dari perluasan tanaman, peremajaan, dan intensifikasi.

"Kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah luasan tanaman kelapa dan menggantikan tanaman tua rusak atau tidak produktif serta meningkatkan produksi kelapa dari kegiatan intensifikasi," kata Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Kementan, Hendratmojo Bagus Hudoro, dalam siaran pers Ditjen Perkebunan Kementan, baru-baru ini.

Selain kelapa, pengembangan bahan baku juga dilakukan untuk lada dan kebun teh. Ketiga komoditas perkebunan tersebut tentunya berperan penting untuk menghasilkan devisa negara. Produksi ketiga komoditas itu harus selalu ditingkatkan.

Data Ekspor

Berdasarkan neraca perkebunan tahun 2021, ekspor lada tercatat sebanyak 39.961,36 ton, sedangkan impor lada tercatat sebanyak 295,37 ton. Berdasarkan data statistik perkebunan Indonesia, tahun 2019-2021, Indonesia merupakan negara eksportir lada terbesar kedua di dunia.

Ekspor teh tercatat sebanyak 46.003,88 ton, sedangkan impor teh tercatat sebanyak 10.442,75 ton. Sementara itu, ekspor kelapa tercatat sebanyak 2.134.555,64 ton, sedangkan impor kelapa tercatat sebanyak 76.183,28 ton.

Dari data ekspor dan impor lada, teh, dan kelapa tahun 2021 dapat dilihat bahwa ekspor ketiga komoditas tersebut jauh lebih besar dari impornya.

Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan Ali Jamil mengatakan permintaan kelapa dan produk turunannya baik untuk konsumsi segar, bahan baku industri maupun ekspor tiap tahunnya terus meningkat. Bahkan saat ini, Indonesia menjadi negara penghasil briket tempurung kelapa terbaik dunia, dan permintaan pasar ekspor belum terpenuhi.

Baca Juga: