Mensos menerangkan, para korban dalam keadaan sehat dan tengah menjalani asesmen oleh Kemensos. Asesmen tidak hanya fisik dan mental saja, tapi juga latar belakang dan permasalahan yang dihadapi tiap korban.

BEKASI - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, mengatakan pihaknya terus menangani korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Sebelumnya, korban yang ditangani mencapai sekitar 160 orang bertambah lagi sebanyak 51 orang.

"Ada penambahan. Terakhir 51 orang, itu tersebar," ujar Risma usai mengunjungi Sentra Pangudi Luhur, di Bekasi, Selasa (18/7).

Dia menerangkan, para korban dalam keadaan sehat dan tengah menjalani asesmen oleh Kemensos. Asesmen tidak hanya fisik dan mental saja, tapi juga latar belakang dan permasalahan yang dihadapi tiap korban.

Risma mengatakan, asesmen penting agar para korban tidak tergoda kembali dengan iming-iming bekerja di luar negeri dengan gaji yang besar namun tak jelas asal usulnya. Dia menyebut, pendapatan pasca asesmen bisa lebih besar dari bekerja di luar negeri.

Risma mengungkapkan, sejumlah korban yang ada di Riau telah kembali ke daerah asalnya masing-masing.

Secara terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengatakan, pentingnyamelakukan sosialisasi dan edukasi secara masif kepada masyarakat khususnya di daerah-daerah yang merupakan kantong-kantong Pekerja Migran Indonesia. Daerah kantong-kantong PMI terbanyak yang rawan terjebak menjadi TPPO, yaitu di seluruh daerah di Pulau Jawa, NTT, NTB, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga: