TERNATE - Kementerian Sosial (Kemensos) menjamin penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat penerima yang tinggal di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) khususnya di wilayah Maluku Utara tidak terkendala.
"Adapun, realisasi penyaluran daerah 3T di Malut telah mencapai angka 77,4 persen dan khusus di Sofifi, Kota Tidore Kepulauan, telah mencapai angka 88,8 persen," kata Sekretaris Jenderal Kemensos Harry Hikmat di Ternate, Kamis (29/9).
Dia mengungkapkan, penyaluran BLT BBM tahap pertama untuk seluruh penerimanya akan mencapai 100 persen pada akhir Bulan September.
"Hingga Kamis hari ini, berdasarkan dashboard yang sudah disiapkan PT. Pos Indonesia, realisasi BLT BBM itu sudah mencapai 96,88 persen secara nasional. Jadi, dari total 20,65 juta KPM, itu sudah terealisasi 20.005.508 KPM," ujarnya.
Dia menyatakan, jika diukur dari tingkat realisasi secara nasional, termasuk tinggi untuk tahap pertama Bulan September dan ditargetkan pada akhir September ini, bisa dituntaskan untuk mendekati 100 persen dan ini baru tahap pertama, akan ada tahap kedua nanti di Bulan Desember.
Harry menyatakan, kendala-kendala yang mungkin dihadapi petugas di lapangan saat menyalurkan bantuan, utamanya di kawasan 3T, terus dikomunikasikan dengan PT. Pos Indonesia, sebagai pihak penyalur, dan pemerintah daerah setempat.
"Ini dilakukan agar penyaluran di kawasan 3T optimal sehingga secara nasional, kita bisa menyelesaikan secara tuntas BLT BBM," kata Harry.
Pernyataan Harry diamini oleh Deputi Operasional Vice President untuk Kantor Pos Indonesia Regional VI Makassar Syahrul Zainuddin di Kantor Pos Sofifi.
Berdasarkan pengalaman dari jajarannya yang menyalurkan BLT BBM di kawasan 3T, terutama Maluku Utara dan sekitarnya, karena belum mendapati laporan adanya kendala berarti.
Menurutnya, hal utama dalam penyaluran bantuan di kawasan 3T agar berjalan tanpa kendala ialah penjadwalan yang matang.
"Kalau penyaluran ke kawasan 3T itu, pertama, harus dijadwalkan dengan baik untuk menjamin bahwa seluruh penerima itu, pada saat kita datang, hadir seluruhnya, karena tidak mungkin dikunjungi berkali-kali," katanya.
Di samping itu, adalah penunjukan petugas dan akan cenderung mengirimkan petugas yang betul-betul menguasai wilayah itu sehingga penyaluran bisa maksimal. Adapun, hal ketiga, bagi dia, yang tak bisa terelakkan adalah faktor alam dan jarak tempuh.
"Seringkali, kendala lebih banyak datang dari faktor alam dan jarak tempuh yang luar biasa. Cuaca dan jarak itu mempengaruhi transportasi kami menuju lokasi. Ada yang sampai harus menggunakan tiga jenis moda transportasi sekali tempuh, angkutan udara dulu ke lokasi terdekat, lalu angkutan darat, sudah itu, lanjut ke lokasi tujuan menggunakan angkutan kapal, baik itu laut maupun sungai," ujarnya.
Namun, baginya, kendala ada bukan untuk dihindari dan tetap komitmen untuk menyalurkan ke lokasi itu, langsung ke titik dimana berkumpulnya penerima, karena betul-betul mendekatkan diri kepada penerima di lokasi terdekat dimana mereka bisa ambil bantuan. Itu yang kita utamakan untuk kawasan 3T.
Sementara itu, untuk capaian realisasi yang telah diraih oleh Kemensos bersama PT. Pos ini, diakuinya, atas dukungan dan kerja sama pihak-pihak terkait, termasuk dukungan pemerintah daerah, sampai aparat penegak hukum.