JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan Panduan Protokol K4 untuk angggota asosiasi, pelaku industri pariwisata. Protokol K4 mencakup kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang lestari (Cleanliness, Health, Safety and Environment/CHSE).

Melalui kampanye Indonesia Care penerapan protokol K4 diharapkan dapat memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 dan mengangkat reputasi sekaligus menumbuhkan tingkat kepercayaan publik kepada dunia pariwisata.

"Seiring pelonggaran pembatasan sosial destinasi wisata dan taman-taman rekreasi sudah mulai kembali dibuka dan menerima pengunjung," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Frans Teguh, dalam webinar Indonesia Care Jumat (4/9).

Ia mengapresiasi pengelola wisata karena sudah memiliki kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan sebelumnya. Dengan kampanye Indonesia Care, diharapkan terbentuk kepedulian terhadap kesehatan, kebersihan, dan keselamatan dari pelaku industri.

(PLT) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bali, Cokorda Raka Darmawan mengatakan, Badung dan Bali umumnya sudah membuka kegiatan pariwisata khusus untuk masyarakat Bali sendiri, dan baru di akhir Juli lalu dibuka untuk wisatawan Nusantara.

Ada 11 Daya Tarik Wisata di Badung yang sudah menerapkan penerapan protokol K4 seperti Pantai Kuta, Garuda Wisnu Kencana dan Beach Walk Shopping Center. "Dengan penerapan K4 melalui kampanye Indonesia Care ini, kami memandang begitu penting untuk mendukung, bersinergi dan mengadopsi sepenuhnya untuk kepentingan bersama," ujarnya.

Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau menuturkan dengan menerapkan protokol K4 pihaknya dapat lebih percaya diri untuk menghadirkan atraksi wisata yang sehat, bersih dan aman sekaligus berwawasan lingkungan hidup. "Taman Safari Indonesia dikenal sebagai destinasi wisata alam dan edukasi yang saat ini mulai menikmati kunjungan masyarakat sejak mulai dibukanya pada 15 Juni 2020," ujar dia.

Demi keselamatan, penerapan protokol selalu jadi unsur utama yang diperhatikan, seperti misalnya untuk selalu memastikan atraksi wisata yang dihadirkan hanya dapat diikuti dalam kapasitas pengunjung secara terbatas untuk memastikandilakukannya jarak fisik. Hay/G-1

Baca Juga: