JAKARTA - Dalam upaya pengembangan destinasi wisata prioritas dan super prioritas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) menyiapkan Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) 2022 yang didalamnya juga ada program untuk sektor ekonomi kreatif

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan RKP 2022, Program Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, dan Pagu Indikatif 2022. Dirinya berharap hal ini dapat membangkitan sektor pariwisata di Tanah Air sehingga berkontribusi dalam perekonomian nasional.

"Kami juga berupaya mengembangkan produk ekonomi kreatif dan meningkatkan kualitas SDM dan edukasi mengenai pengembangan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga dalam siaran persnya, Jumat (4/6).

Untuk ini, tambahnya, pihaknya juga mengusulkan sejumlah perubahan dan penyesuaian sasaran strategis RKP dikarenakan kondisi pandemi saat ini. Seperti perubahan target devisa 2021 dari 4,8-8,5 miliar dolar menjadi 0,3-0,41 miliar dolar. Sedangkan untuk target capaian devisa 2022, dari 10,6-11,3 miliar dolar menjadi 0,83-1,44 miliar dolar.

Revisi tersebut, lanjut Sandiaga, juga dilakukan terhadap target kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2021. Dari kisaran 4-7 juta kunjungan menjadi 1,5-2,1 juta kunjungan.

"Sampai 2 Juni ini, perbatasan internasional masih ditutup. Ditambah lagi dengan prediksi terbaru bahwa kunjungan wisatawan internasional belum memulih hingga 2024. Sehingga kita perlu tetap memberikan semangat bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif melalui kebijakan-kebijakan, sehingga mereka tidak hanya dapat bertahan tetapi juga dapat meraih peluang untuk jadi pemenang," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo menjelaskan pihaknya mengajukan nilai pagu indikatif untuk tahun anggaran 2022 sebesar Rp3.816.970.382.000. Dimana ngka ini turun 16,39 persen dibanding tahun anggaran 2021 yang sebesar Rp4.565.002.558.000 triliun.

"Anggaran tersebut akan digunakan untuk tiga program utama. Yaitu program dukungan manajemen sebesar Rp1,06 triliun, turun 3,02 persen dibanding pagu 2021. Kedua, program kepariwisataan dan ekonomi kreatif sebesar Rp1,7 triliun. Serta program pendidikan dan pelatihan vokasi sebesar Rp1,02 triliun," katanya.

Mengenai hal tersebut, Sandiaga menambahkan, meskipun ada penurunan nilai anggaran, namun nilai anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk memperkuat beberapa program utama dari Kemenparekraf/Baparekraf.

Baca Juga: