Labuan Bajo - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mempromosikan potensi pariwisata Labuan Bajo Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada 23 duta besar (dubes) asing untuk meningkatkan investasi di daerah itu.
"Potensi daerah itu potensi investasi, potensi perdagangan, pariwisata," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI Siti Nugraha Mauludiah di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis.
Siti menjelaskan para dubes asing diajak untuk melihat potensi pariwisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo seperti Pulau Padar, Pulau Komodo dan Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) serta potensi investasi di kawasan pariwisata terpadu Parapuar Labuan Bajo serta Golo Mori.
"Ini juga dalam rangka gastronomi diplomasi, jadi kami mengenalkan makanan Indonesia kepada sahabat kita warga asing," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, para dubes juga diajak untuk melihat produk UMKM seperti tenun, produk olahan dan kerajinan tangan tradisional yang diharapkan bisa dipasarkan di negara asal para dubes asing itu.
"Target kami setelah pengenalan potensi besar sekali pariwisata ini kami berharap mereka bisa promosikan pariwisata Labuan Bajo, NTT kepada masyarakat mereka di sana dan untuk investasi dengan memperkenalkan potensi pariwisata di sini mereka akan tertarik untuk mengajak pengusaha-pengusaha melakukan investasi di sini, entah investasi di Parapuar atau Golo Mori," jelasnya.
Lebih lanjut para dubes asing nantinya akan diajak ke DPSP lainnya di Indonesia untuk meningkatkan promosi dan investasi baik di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif serta sektor perdagangan dan pertanian.
"Kami harap daya tarik itu bisa diterjemahkan sebagai hubungan ekonomi yang lebih luas yang memberikan manfaat banyak," katanya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake dalam sambutannya mengatakan Provinsi NTT memiliki sektor pertanian yang beragam dan memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar, terutama pada budidaya rempah-rempah dan tanaman pangan pokok.
Produk pertanian utama di NTT antara lain jagung, kelor, kopi, coklat, cengkeh, dan vanila yang dapat menunjang sektor pariwisata.
Produktivitas biji kopi, kata dia, sekitar 547,92 ton per hektar pada tahun 2023, hampir sama dengan produktivitas coklat yang sebesar 638 ton per hektar pada tahun yang sama.
Lebih lanjut Provinsi NTT juga mencakup konstelasi pulau-pulau indah, termasuk Flores, Sumba, dan Timor, yang masing-masing memiliki daya tarik tersendiri.
"Taman Nasional Kelimutu Flores, dengan danau atau kawah tiga warna dan komodo di Labuan Bajo sebagai hewan langka, desa adat Sumba, air terjun spektakuler dan Tradisi Pasola, sementara itu, Timor kaya dengan situs warisan sejarah dan budaya sebagai beberapa contoh dari segudang atraksi yang menanti pengunjung," katanya.
Ia juga menjelaskan pada tahun 2023, terdapat 1.637 Daya Tarik Wisata di Nusa Tenggara Timur yang meliputi daya tarik wisata berbasis alam dan berbasis budaya.
"Dengan berinvestasi pada pariwisata berbasis alam dan budaya, kita dapat memainkan peran penting dalam melestarikan tradisi-tradisi ini sekaligus menumbuhkan mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat lokal," katanya.