JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan literasi digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya Generari Z dan Milenial akan pentingnya harmoni dalam Pemilu Damai 2024.

"Banyaknya pemilih muda makin membuat kita harus optimistis bahwa generasi muda kitalah yang akan menjadi penopang, penggerak sekaligus mengisi Indonesia Emas 2045," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam sambutannya pada kegiatan Literasi Digital untuk Pemilu Damai yang diselenggarakan Jakarta belum lama ini.

Hal yang dimaksud Budi adalah banyaknya pemilih pemula pada tahun ini akan menjadi tongggak awal menuju Indonesia Emas 2045.

"Pemuda-pemudi di Indonesia masih memiliki waktu yang cukup menuju tahun 2045. Maka dari itu, semangat bagi para pemuda-pemudi untuk terus berkarya bagi negeri tercinta," lanjutnya.

Budi juga mengingatkan, dalam masa pemilu misinformasi dan hoaks akan terus muncul selama masa pemilu 2024. Karena itulah Kemenkominfo melakukan sosialisasi kepada peserta Talkshow Literasi Digital dengan berfokus pada 4 pilar materi, yaitu Kecakapan Digital, Budaya Digital, Etika Digital, dan Keamanan Digital.

"Oleh karena itu, upaya untuk menangkal misinformasi dan berita hoaks diperlukan skill untuk mencari sumber informasi yang jelas. Maka, melalui Talkshow Literasi Digital hari ini, saya berharap teman-teman akan dapat memanfaatkan ruang digital secara menyeluruh dan tidak mudah terprovokasi berita hoaks dan misinformasi," lanjutnya.

Talkshow Literasi Digital Harmoni Pemilu Damai merupakan salah satu upaya literasi digital bagi masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).

Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan memberikan literasi tentang teknologi digital kepada masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Selaras dengan yang dikatakan Menkominfo, TikTok indonesia juga mendukung pengurangan hoaks di aplikasi Tiktok dengan turut serta men-takedown konten-konten negatif seperti hoaks, kekerasan, dan lain-lain.

"Pada dasar nya hoaks adalah hal yang dilarang di TikTok. Di TikTok sudah ada mesin moderasi untuk men-takedown konten sebelum di-share kalau misalnya melanggar, tanpa adanya laporan. Berhasil men-takedown sebelum dilihat satu orang pun," kata Public Policy and Goverment Relations TikTok Indonesia Faris Mufid dalam Talkshow Literasi Digital Harmoni Pemilu Damai.

TikTok indonesia juga memiliki filter sendiri untuk menentukan konten-koten yang FYP (For Your Page) di setiap akun Pengguna.

"Kita dapat mem-filter konten-konten yang tidak kita suka. TikTok juga dapat me-refresh FYP dari awal, akan menghapus konten yang melanggar panduan kominitas. Maka, jika terdapat user yang seperti itu, akun-nya akan hilang," katanya.

Selaras dengan itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menambahkan, pihaknya turut andil dalam mengawasi konten-konten yang memiliki muatan negatif.

"Kami memiliki metode pengawasan dengan melalui penelusuran aplikasi untuk melaporkan hoaks, untuk mengecek mana saja informasi yang hoaks atau tidak. Dalam masa kampanye banyak video informasi viral, Nah itu bisa dicek hoaks atau tidak," ujar Anggota Bawaslu RI Puadi.

Pada masa kampanye 2024, Bawaslu telah menemukan banyak konten yang memiliki muatan hoaks dan misinformasi yang beredar di beberapa platform media sosial seperti facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube.

"Terdapat 110 pelanggaran konten paling banyak di facebook. Informasi hoaks apapun dari hasil pengamatan paling banyak, Instagram 103, Twitter 99, TikTok 27, Youtube paling rendah, ini data paling akhir," katanya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan lembaga media dan pemerintahan untuk meningkatkan kesadaran publik akan bahaya hoaks dan misinformasi yang banyak beredar di ruang digital. Bersama memerangi hoaks, maka lingkungan yang kondusif bagi pemilu harmonis dapat tercipta.

Baca Juga: