Proses evaluasi yang dilakukan BPOM terhadap vaksin AstraZeneca pasti telah memperhatikan aspek keamanan dan melibatkan Tim Ahli.
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan Indonesia tetap menggunakan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.
"Sampai saat ini, BPOM belum memberikan perubahan atas penggunaan darurat dari vaksin Covid-19 AstraZeneca, jadi kita tetap gunakan AstraZeneca," kata Nadia dalam Talkshow BNPB secara virtual, Jumat (12/3).
Hal tersebut disampaikan Nadia menanggapi informasi terkait sejumlah negara di Eropa yang menangguhkan sementara penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Nadia mengatakan proses evaluasi yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap vaksin AstraZeneca pasti telah memperhatikan aspek keamanan dan melibatkan Tim Ahli.
"Nah, nanti kalau ada perubahan atau peruntukan sebagai indikasi vaksin ini, ini yang akan kita ubah dalam pelaksanaannya," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, hingga Kamis (11/3) ada delapan negara Eropa yang menghentikan sementara penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca, menyusul adanya laporan pembekuan darah pasien usai vaksinasi.
Denmark adalah negara pertama yang mengumumkan penangguhan ini, melalui pernyataan Otoritas Kesehatan negara itu. Mereka mengatakan penangguhan dilakukan sebagai tindakan pencegahan, tetapi belum dipastikan ada hubungan antara vaksin dengan pembekuan darah.
Belum Disuntikkan
Pendapat yang sama juga disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. Wiku mengatakan pada prinsipnya vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia aman untuk digunakan.
Sesuai dengan pernyataan dari Europan Medicine Agency (EMA), saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. "Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca," ujar Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat.
Faktanya, lanjut Wiku, lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru ataupun trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin, dan golongan lainnya di berbagai negara.
"Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kejadian sejenis ini secara signifikan lebih rendah pada penerima suntikan vaksin dibandingkan dengan angka kejadian pada masyarakat umum," ujarnya.
Wiku menyebutkan, hingga saat ini vaksin Covid-19 buatan Inggris, AstraZeneca, belum disuntikkan ke masyarakat Indonesia. Meskipun vaksin ini telah tiba di Tanah Air beberapa waktu lalu, penggunaannya masih menunggu ketentuan dari Kementerian Kesehatan.
Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo mengatakan uji klinis terhadap vaksin produksi dalam negeri harus dilakukan secara terbuka. Hal itu disampaikannya menanggapi pengembangan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara buatan dalam negeri.
"Uji klinis (vaksin) harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku, terbuka, transparan, serta melibatkan banyak ahli," ujar Jokowi dalam keterangan pers virtual melalui YouTube BNPB, Jumat. n jon/ags/P-4