JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian terus meningkatkan keselamatan untuk masyarakat terutama pada perlintasan sebidang.

Dirjen Perkeretaapian, Risal Wasal menjelaskan Keberadaannya tak bisa dipungkiri dapat memunculkan permasalahan keselamatan perkeretapian. Upaya yang dilakukan adalah penutupan perlintasan sebidang demi keselamatan.

"Kecelakaan yang terjadi di perlintasan sebidang masih kerap terjadi dan tidak sedikit memakan korban jiwa. Kita perlu bersama-sama meningkatkan keselamatan perkeretaapian, salah satunya dengan menutup pintu perlintasan sebidang," kata Risal membuka Ngobrol Santai Upaya Peningkatan Keselamatan di Sektor Perkeretaapian di Jakarta, kemarin.

Pada kesempatan yang sama Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Yuwono Wiarco pihaknya mempunyai lima kebijakan untuk menangani perlintasan sebidang kereta api (KA). Jadi, jika yang ada sudah ditutup tapi ada perlintasan baru lagi maka upaya yang dilakukan kurang maksimal.

"Kebijakan kedua, yakni menutup perlintasan sebidang jalur kereta api (KA) yang berjarak kurang dari 800 meter dan liar," katanya.

Kemudian kebijakan ketiga, kata Yuwono, yaitu membuat tidak sebidang pada perlintasan melalui pembangunan flyover atau underpass dengan prioritas pada double track dan single track pada jalur yang memiliki volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) lebih dari 2.500 kendaraan/jam.

"Kami harapkan juga pembuatan perlintasan tidak sebidang. Memang kami harapkan ini bisa dilaksanakan jika memang jalan rayanya ramai di atas 2.500 kendaraan/jam," katanya.

Selanjutnya kebijakan keempat, kata Yuwono, yakni membangun frontage road sesuai dengan rencana jaringan jalan dan terakhir, membangun jembatan penyeberangan orang (JPO)/jembatan penyeberangan orang dan motor (JPOM) untuk akses masyarakat serta sterilisasi jalur KA.

Ia mengatakan DJKA juga sudah melakukan penutupan-penutupan perlintasan sebidang dari Daop 1 Jakarta sampai dengan Daop 9 Jember serta dari Divre I Sumatera Selatan sampai dengan Divre IV Tanjungkarang.

"Tahun 2023, ada 125 titik dan untuk di 2024 kami programkan 123 titik, kita mohon doanya mudah-mudahan program ini bisa tercapai semuanya karena hampir di tiap daop/divre kami ada program (penutupan perlintasan sebidang)," ujar Yuwono.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan data kecelakaan di perlintasan sebidang. DJKA mencatat ada 1.959 kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang selama 2018 sampai dengan Januari 2024. Dari total tersebut, 1.688 di antaranya terjadi di perlintasan sebidang yang tidak terjaga dan 271 sisanya terjadi di perlintasan sebidang yang terjaga.

"DJKA juga mencatat data korban kecelakaan di perlintasan sebidang selama 2018 sampai dengan Januari 2024. Terdapat 1.412 jumlah korban selama periode tersebut dengan rincian 504 korban meninggal dunia, 458 korban luka berat, dan 450 korban luka ringan," tutupnya.

Baca Juga: