JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemehub) menegaskan menara suar berperan penting menjaga keselamatan pelayaran di Tanah Air. Saat ini, Indonesia memiliki 285 menara suar yang dikelola oleh 25 Kantor Distrik Navigasi di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Distrik Navigasi Tipe B Kelas I Tanjung Priok, Capt. Mugen S. Sartoto, menegaskan menara suar merupakan simbol dari ketahanan dan inovasi dalam sistem navigasi maritim Indonesia.
"Peringatan Hari Menara Suar yang ke-10 ini penting untuk mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama dalam menjaga dan merawat infrastruktur maritim, termasuk menara suar, sebagai bagian dari warisan budaya dan sejarah maritim bangsa," kata Mugen dalam siaran persnya, Senin (23/9).
Tahun ini, mengusung tema "Cerlang Suar Penuntun Transportasi Laut Nusantara", Mugen menggarisbawahi menara suar tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu navigasi, tetapi juga memiliki peran penting dalam mendukung sektor pariwisata berkelanjutan.
Lebih lanjut, dia berharap momentum tersebut juga dapat memperkuat komitmen insan perhubungan untuk selalu mematuhi aturan pelayaran dan menjaga keberlanjutan serta keandalan menara suar.
"Melalui peran menara suar, kita akan terus berupaya mewujudkan keselamatan pelayaran dan memberikan dukungan penuh untuk navigasi yang aman dan efisien," ujar Mugen.
Beradaptasi dengan perkembangan jaman, saat ini menara suar telah terintegrasi dengan teknologi modern seperti sistem GPS yang memungkinkan pemberian koordinat yang tepat dan secara real time.
"Oleh karena itu, informasi lokasi menara suar selalu terkini dan dapat diakses oleh kapal yang membutuhkannya," tandasnya.
Terakhir, dia mengingatkan menara suar di pulau-pulau terpencil atau wilayah pulau terluar tidak hanya sekedar alat penunjang keselamatan pelayaran nasional.
"Menara suar merupakan simbol eksistensi pelayaran dan transportasi laut Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutupnya.