JAKARTA - Untuk memberikan layanan transportasi lebih baik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melucurkan Program Buy The Service (BTS) Teman Bus di Jawa Barat bernama Trans Metro Pasundan resmi melayani masyarakat Bandung dan sekitarnya.

"Untuk BTS Trans Metro Pasundan akan menjadi backbone bagi angkutan massal perkotaan di kota Bandung dan sekitarnya. Ke depannya tidak menutup kemungkinan ada aglomerasi Cirebon maupun Karawang akan kami siapkan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dalam siaran persnya, Selasa (28/12).

Trans Metro Pasundan akan melayani pada jam operasional mulai dari pukul 05.00 - 21.00 WIB dengan 85 unit bus yang siap melayani penumpang di lima rute layanan yakni, Koridor 1 (Bus besar, high entry, 18 unit, operator Damri) dengan rute: Leuwipanjang - Soreang; Koridor 2 (Bus sedang, low entry, 18 unit, operator Big Bird) dengan rute: Kota Baru Parahyangan (Padalarang) - Alun-Alun Kota Bandung; Koridor 3 (Bus sedang, low entry, 16 unit, operator Big Bird) dengan rute: Baleendah - BEC; Koridor 4 (Bus besar, high entry, 12 unit, operator Damri) dengan rute: Leuwipanjang - Dago; dan Koridor 5 (Bus besar, high entry, 21 unit, operator Damri) dengan rute: Dipatiukur - Jatinangor (Via TOL).

Saat ini, koridor yang sudah siap beroperasi yakni koridor 5 yang dilayani sebanyak 21 unit bus. Ukuran bus yang bervariasi pada sejumlah layanan Trans Metro Pasundan ini disesuaikan dengan rute trayek masing-masing agar perjalanan perjalanan penumpang terasa nyaman.

"Mudah-mudahan kegiatan flag off Trans Metro Pasundan yang akan kita siapkan 5 koridor ke depannya ini akan memperbaiki polusi udara dan mengurai kemacetan. Sebetulnya untuk Bandung dan Surabaya sedang kami upayakan menggunakan bus listrik di tahun 2022," kata Budi.

Dia menyatakan alasan Pemerintah Pusat menghidupkan kembali angkutan massal perkotaan yakni salah satunya dipicu karena semakin banyaknya kendaraan pribadi yang dimiliki masyarakat.

"Kemampuan ekonomi masyarakat sekarang sudah semakin baik dan daya beli kendaraan bermotor cukup tinggi. Dampaknya di Kota Bandung misalnya pergerakan mobilitas masyarakat sangat tinggi dan menimbulkan kemacetan, termasuk di beberapa kota besar lainnya. Saat ini masih gratis, namun ke depannya kami sedang siapkan skema dengan tarif yang sangat terjangkau," jalasnya.

Dalam kegiatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan, pihaknya selalu fokus terhadap transportasi. Yang menjadi perhatian kita yang pertama adalah sarana dan infrastruktur. Pemerintah tidak berhenti berpikir tentang transportasi massal karena ada pikiran untuk mengatasi kemacetan dan polusi, artinya pemerintah pemerintah tidak berhenti berpikir untuk melayani masyarakat lebih baik.

"Kami atas nama pemerintah dari sejumlah kabupaten/kota dan masyarakat mengucapkan hatur nuhun atas program Kementerian Perhubungan di wilayah Bandung Raya ini. Dengan ahrapan dengan adanya transportasi massal ini, masyarakat kecil dapat terbantu, dengan digitalisasi sekarang ini juga telah membantu kami, mudah-mudahan dapat mengatasi kemacetan di Bandung Raya dan mengurangi polusi," tutupnya.

Baca Juga: