JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengintensifkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan antisipasi cuaca ekstrem yang terjadi pada musim libur Natal dan Tahun Baru.

"Karena lonjakan penumpang yang tinggi pada libur Natal dan Tahun Baru kali ini dan adanya potensi cuaca ekstrem yang membahayakan keselamatan perjalanan maka kami akan terus berkoordinasi secara intensif," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, di Jakarta, Kamis (29/12).

Menhub menyampaikan rapat koordinasi bersama pemangku kepentingan terkait membahas prakiraan cuaca dan rekomendasinya. Semua ini sebagai bahan rujukan yang sangat penting bagi pengelolaan transportasi yang berkeselamatan, sehingga dapat memberikan alert atau peringatan kepada masyarakat yang melakukan perjalanan.

Sejumlah wilayah yang telah diprediksi akan terjadi lonjakan pergerakan penumpang di masa libur Natal dan Tahun Baru akan menjadi perhatian khusus untuk mengantisipasi cuaca buruk, di antaranya Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, serta beberapa selat yang akan ramai dilalui penumpang kapal penyeberangan yakni Selat Sunda, Selat Bali, dan Selat Lombok.

Seperti dikutip dari Antara, Menhub mengatakan rekomendasi keadaan cuaca sangat dibutuhkan oleh Kemenhub bersama para pengelola sarana dan prasarana transportasi, untuk mengeluarkan kebijakan di sektor transportasi.

Misalnya penerbitan Notice to Airmen (NOTAM) di sektor penerbangan untuk menunda penerbangan, ataupun membatalkan penerbangan. Kemudian, mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) di sektor laut dan penyeberangan untuk melakukan penundaan kapal untuk berlayar selama cuaca, gelombang, dan arus laut dinyatakan dalam kondisi ekstrem.

"Rekomendasi ini sangat kami butuhkan untuk memberikan alert atau peringatan. Jadi, ketika cuaca dinyatakan tidak baik dan membahayakan keselamatan perjalanan maka secara tegas kami akan keluarkan kebijakan untuk menunda perjalanan transportasi sampai keadaan cuaca membaik," ujarnya.

Lebih Waspada

Lebih lanjut, Menhub akan berkoordinasi dengan para kepala daerah, khususnya di daerah yang terjadi lonjakan penumpang yang signifikan di masa libur Natal dan Tahun Baru, untuk lebih waspada terhadap gangguan cuaca yang terjadi.

"Akibat cuaca, sejumlah insiden di sektor transportasi sudah terjadi. Untuk itu, kami meminta para Dirjen untuk memberlakukan kebijakan yang lebih tegas. Misalnya membatasi kendaraan dengan muatan tertentu atau membatalkan perjalanan demi keselamatan bersama," ujar Menhub.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan berdasarkan prakiraan cuaca periode 29 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023, terjadi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat akan terjadi di wilayah Jabodetabek.

"Besok (30/12), potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat akan terjadi di sebagian besar wilayah Jabodetabek. Sementara besok lusa (31/12) dan 1 Januari 2023, intensitas hujan ringan hingga sedang," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyampaikan pihaknya telah melakukan upaya modifikasi cuaca menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Melalui TMC, dapat memodifikasi cuaca baik itu meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat tertentu atau menurunkan intensitas curah hujan di suatu tempat tertentu.

"Kami telah lakukan penyemaian di sejumlah wilayah mulai dari 25-28 Desember 2022 dan akan dilanjutkan sampai di awal Januari 2023," katanya.

Baca Juga: