JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginstruksikan kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter untuk melanjutkan pengetesan secara acak terhadap calon penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, guna mencegah penularan Covid-19 di KRL.

"Upaya ini dilakukan dalam rangka memberikan rasa aman kepada penumpang KRL bahwa yang menaiki KRL adalah mereka yang benar-benar dalam kondisi sehat di tengah adanya peningkatan kasus Covid-19," jelas Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati di Jakarta, Senin (8/6).

Dia menjelaskan, sebelumnya pada 19 Juni 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginstruksikan kepada jajaran PT KAI dalam hal ini KAI Commuter untuk melakukan tes acak kepada calon penumpang KRL Jabodetabek.

Hal ini dilakukan menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan dan adanya varian baru virus yang tingkat penularannya lebih tinggi. Sementara, dilaporkan jumlah pengguna KRL Jabodetabek terus meningkat mencapai 400-500 ribu orang perhari.

"Kami mengapresiasi pihak KAI Commuter yang telah melaksanakan tes acak rapid antigen kepada calon penumpang KRL Jabodetabek di enam stasiun yaitu Stasiun Manggarai, Tanah Abang, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Cikarang, sejak 21 Juni 2021 lalu," ucap Adita.

Berdasarkan data dari KAI Commuter, dari hasil tes acak yang dilakukan selama 21-27 Juni 2021 di 6 (enam) stasiun, tercatat sekitar 912 calon penumpang KRL telah dilakukan pengetesan menggunakan rapid antigen.

"Walaupun dalam minggu kemarin dilaporkan telah terjadi penurunan jumlah penumpang KRL perharinya menjadi sekitar 126 ribu penumpang per hari. Sebagai upaya antisipasi, bapak Menhub telah menginstruksikan untuk tetap dilanjutkan tes secara acak," tutur Adita.

Lebih lanjut Adita mengungkapkan, sejumlah inisiatif telah dilakukan Kemenhub bersama para operator transportasi untuk melakukan pengendalian transprtasi. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penularan Covid-19 pada transportasi publik seperti KRL, yang menjadi angkutan massal favorit masyarakat untuk melakukan mobilitasnya di sekitar Jabodetabek.

Sejumlah inisiatif yang telah dilakukan misalnya: Melakukan pembatasan jumlah penumpang sebanyak 74 orang per gerbong kereta dan mengatur jarak antrian penumpang yang akan masuk ke stasiun dan akan naik ke kereta. Kemudian secara rutin terus mengumumkan penerapan prokes seperti: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak bicara di dalam kereta, dan memakai baju lengan panjang. Pengumuman dilakukan di stasiun, maupun di dalam KRL melalui berbagai media yang tersedia.

Baca Juga: