Jakarta - Kemendes PDTT kembali memperbaharui Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan SurfAid, organisasi nirlaba internasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah terpencil yang terhubung melalui lokasi selancar (surfing).

Kemitraan Kemendes PDTT dan SurfAid perdana diluncurkan secara resmi pada Oktober 2019 lalu. Pada periode pertama 2019 - 2022, Kemendes PDTT dan SurfAid telah bekerja di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih, serta gizi yang lebih baik.

"Harapannya kerjasama ini mampu mencapai target peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal, sekaligus mendukung capaian SDG Desa" Ir. Eko Sri Haryanto, MM, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementrian Desa PDTT dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (5/12).

"Pembaharuan MoU ini memungkinkan kami untuk terus mendukung desa-desa terpencil dengan program holistik kami yang meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketahanan di wilayah paling terpencil di Indonesia," sebut Dinnia Joedadibrata, Country Director SurfAid.

Hingga tahun 2022, kerja sama Kemendes PDTT dan SurfAid telah berhasil menjangkau sekitar 52,000 penduduk, 7,777 KK di 48 desa, menguatkan 115 Posyandu, membangun 284 fasilitas air bersih dan melatih 596 Kader Posyandu. Meskipun aktivitas program SurfAid sempat terhenti saat pandemi Covid-19, SurfAid tetap sigap dalam mendukung pemerintah dengan membantu mendistribusikan vaksin di kepulauan batu-batu di Kabupaten Nias Selatan, poster terkait Covid-19, alat pelindung diri dan fasilitas cuci tangan. Selain itu, SurfAid juga melengkapi fasilitas Posyandu kebiasaan baru dan melakukan pelatihan relawan desa untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19.

Tak hanya bergerak di bidang kesehatan, Program NUSATANI (Pertanian Sensitif Gizi) SurfAid yang bertempat di Kecamatan Parado di Kabupaten Bima dan Kecamatan Laboya Barat di Kabupaten Sumba Barat masih berlangsung. Misi program adalah meningkatkan status gizi balita & keluarga serta peningkatan ketahanan pangan melalui praktik pertanian yang baik.

"SurfAid Indonesia memiliki spesialisasi dalam bekerja di desa-desa terpencil, di mana angka kematian ibu dan anak termasuk yang tertinggi di dunia. Setelah menjangkau Mentawai, Nias, Bima dan Sumba, pada tahun 2022 ini kami bergerak menuju Pulau Rote," sebut Endah Setyaningsih, Deputy Director of Programs SurfAid.

Bersama-sama, Kemendes PDTT dan SurfAid, serta pemerintah lokal, berharap dapat dapat terus bekerja untuk memberikan keluarga terpencil di Indonesia kesempatan terbaik untuk maju dan mandiri dalam hal kesehatan, ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi.

Baca Juga: