Pada Perang Semenajung, Napoleon tahu bahwa kekalahan di Spanyol bukanlah suatu pilihan karena seluruh kerajaannya didasarkan pada keberhasilan militernya. Maka ia pun lalu memutuskan untuk memimpin tentara Prancis sendiri.

Pada Perang Semenajung, Napoleon tahu bahwa kekalahan di Spanyol bukanlah suatu pilihan karena seluruh kerajaannya didasarkan pada keberhasilan militernya. Maka ia pun lalu memutuskan untuk memimpin tentara Prancis sendiri.

Pada musim gugur tahun 1808, Napoleon menyapu Pyrenees dengan Armée d'Espagne barunya, yang terdiri dari 278.000 orang.

Serangan Napoleon bergerak sesuai kecepatan dan dalam waktu satu bulan, ia telah mengalahkan Spanyol dalam serangkaian pertempuran di Espinosa de los Monteros dan Gamonal (keduanya pada 10 November), Tudela (23 November), dan Somosierra (29-30 November).

Pada 4 Desember, Napoleon dengan penuh kemenangan memasuki Madrid, mengembalikan otoritas Prancis, dan membongkar sisa-sisa Ancien Régime Spanyol. Napoleon kemudian mulai menaklukkan seluruh negeri.

Marsekal Jean Lannes dikirim untuk mengawasi Pengepungan Kedua Zaragoza (19 Desember 1808 hingga 20 Februari 1809), yang menghasilkan kemenangan Prancis. Jumlah korbannya tidak main-main 10.000 orang Prancis dan 54.000 orang Spanyol. Dua pertiga di antaranya adalah warga sipil.

Prancis juga mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar Spanyol tengah dan utara, ketika Napoleon sendiri memimpin 80.000 orang untuk mengejar tentara Inggris pimpinan Sir John Moore. Meskipun ia sangat ingin memimpin dalam menghadapi Inggris di pertempuran, berita agresi Austria memaksanya kembali ke Paris, dan komando tentara diberikan kepada Marsekal Jean-de-Dieu Soult.

Napoleon sendiri tidak pernah kembali ke Iberia dan sebaliknya mempercayakan upaya perang kepada para marsekalnya. Hal ini ternyata menjadi kesalahan karena mereka terus-menerus berselisih satu sama lain dan sering kali gagal mengkoordinasikan kampanye.

Di tengah kondisi ini Napoleon masih percaya, tidak akan sulit untuk menaklukkan kembali Iberia dan memerintahkan Soult untuk melancarkan invasi lagi ke Portugal.

Namun Perang Semenanjung terkenal karena menonjolnya perang gerilya atauguerrilladalam bahasa Spanyol. Dalam perang gerilya ini, antara 35-50.000 partisan Spanyol dan Portugis turun ke pegunungan, dan dari sana mereka melancarkan serangan terhadap konvoi dan jalur komunikasi Prancis.

Pedesaan yang bergunung-gunung kondisi sempurna untuk penyergapan, yang berarti bahwa detasemen dan utusan Prancis sering kali menjadi korban serangan mendadak. hay/I-1

Baca Juga: