Kemenag dalam semester pertama 2024 telah menyalurkan bantuan operasional gereja untuk menunjang pengembangan dan manajemen administrasi operasional di berbagai wilayah Indonesia.
Kemenag dalam semester pertama 2024 telah menyalurkan bantuan operasional gereja untuk menunjang pengembangan dan manajemen administrasi operasional di berbagai wilayah Indonesia.
JAKARTA - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Kementerian Agama (Kemenag), Jeane Marie Tulung, menyampaikan pihaknya telah menyalurkan bantuan operasional gereja sebesar 7,8 miliar rupiah hingga semester pertama 2024. Bantuan ini bertujuan untuk menunjang operasional gereja, termasuk pengembangan dan manajemen administrasi operasional di berbagai gereja.
"Dana bantuan operasional gereja ini digunakan untuk mendukung pengembangan kegiatan sosial keagamaan yang bermanfaat bagi jemaat dan masyarakat sekitar," ujar Jeane, dalam keterangannya kepada awak media, Sabtu (5/10).
Dia menerangkan, bantuan tersebut disalurkan kepada delapan Aras Nasional, tiga perwakilan aras daerah, tujuh Sinode, dan 50 gereja lokal yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Inisiatif ini merupakan bagian dari kebijakan strategis pemerintah dalam mendukung kebebasan beragama di Indonesia.
Jenase menambahkan, melalui program ini, gereja dapat berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah. Menurutnya, gereja juga dapat berperan sebagai pusat kegiatan sosial yang memperkuat ikatan komunitas.
"Program ini membawa manfaat signifikan bagi gereja-gereja, memungkinkan mereka untuk meningkatkan dan memperluas aktivitas sosial berbasis gereja. Bantuan ini diharapkan juga mendorong keterlibatan jemaat dalam pelayanan sosial bagi masyarakat di sekitarnya," jelasnya.
Jeane mengharapkan, langkah ini memicu peningkatan kerukunan antarumat beragama dan mempererat hubungan antar warga. Dengan demikian, akan mendukung persatuan dan toleransi di tengah keberagaman agama di Indonesia.
Dia memastikan, gereja-gereja di berbagai daerah kini memiliki dukungan untuk memperbaiki dan meningkatkan operasional mereka. Selain itu, lanjut dia, umat Kristen di Indonesia juga memiliki akses yang lebih baik terhadap tempat ibadah yang layak. "Bantuan ini menjadi bagian penting dalam kebijakan pemerintah untuk mendukung kebebasan beragama dan memperkuat peran rumah ibadah di masyarakat," katanya.
Moderasi Beragama
Secara terpisah, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki, mengungkapkan Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2024 sebesar 76,47 atau naik 0,45 poin jika dibandingkan dengan 2023. Dalam tiga tahun terakhir, Indeks IKUB di Indonesia menunjukkan tren positif.
"Tren ini menggambarkan bahwa sikap toleransi antarumat beragama di Indonesia cenderung membaik. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan ini adalah berbagai upaya Kementerian Agama dalam mensosialisasikan dan menginternalisasikan penguatan moderasi beragama melalui berbagai program dan kegiatan," terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Peneilitan, Pengembangan dan Pendidikan, Pelatihan Kemenag, Suyitno, mengatakan, pihaknya merilis Aplikasi Pemantauan Implementasi Moderasi Beragama (API-MB). Aplikasi akan menjadi instrumen pemerintah untuk memantau implementasi moderasi beragama.
"Setelah aplikasi ini resmi diluncurkan, untuk pemantauan terhadap laporan dari setiap instansi akan dilakukan oleh Kantor Staf Kepresidenan. Oleh karena itu, diseminasi teknis akan dilakukan agar seluruh Kementerian/Lembaga dapat mengikuti dan melaporkan pelaksanaan moderasi beragama dengan baik," ucapnya. ruf/S-2