Jumlah UMKM di Indonesia yang dapat mengakses pembiayaan ke perbankan saat ini baru 20 persen, jauh di bawah Malaysia dan Thailand sekitar 50 persen.

JAKARTA - Pemerintah mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ke depan melalui dua cara, yakni pembiayaan dan investasi. Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong UMKM masuk dalam rantai pasok industri nasional melalui kemitraan dengan usaha besar.

Menteri BUMN, Erick Thohir, saat menyampaikan pidato kunci di Universitas Muhammadiyah Malang, seperti dipantau secara daring dari Jakarta, Sabtu (15/1), menyampaikan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo sedang luar biasa mendorong dengan menargetkan pertumbuhan pinjaman kepada UMKM sampai dengan 30 persen yang saat ini baru 20 persen.

Angka tersebut dinilainya belum cukup, mengingat pertumbuhan pinjaman kepada UMKM tersebut masih jauh di bawah Malaysia dan Thailand yang mencapai 50 persen. "Artinya apa? Ada yang tertinggal di kita yang harus kita perbaiki. Pasarnya besar dan tumbuh, sekarang pemerintah mendorong pembiayaan kepada UMKM. Bukan hanya kepada UMKM konvensional, melainkan juga kepada UMKM digital," kata Erick.

Lebih lanjut, Menteri BUMN menyampaikan BRI sudah meluncurkan yang namanya Sembrani Fund, yakni investasi kepada produk atau brand lokal. Di samping itu, Presiden Jokowi juga telah meluncurkan Merah Putih Fund yang merupakan gabungan daripada Telkom, Telkomsel, Mandiri, dan BRI untuk melakukan investasi kepada perusahaan rintisan atau startup.

Syarat startup yang akan dibantu oleh Merah Putih Fund merupakan perusahaan rintisan yang didirikan oleh orang Indonesia, beroperasi di Indonesia dan nantinya go public di Indonesia.

Seperti diketahui, pemerintah menyalurkan pembiayaan terhadap UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tahun lalu, penyerapan KUR meningkat menjadi 285 triliun rupiah dari sebelumnya 190 triliun rupiah.

Selain itu, kondisi UMKM saat ini terus membaik setelah sempat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat penurunan omzet UMKM yang menjalankan usahanya via luring sudah mulai mengecil yang sebelumnya turun 80 persen kini menjadi turun 30 persen dibandingkan omzet sebelum pandemi.

Rantai Pasok

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan UMKM akan masuk dalam rantai pasok industri nasional dengan menggandeng usaha besar. Teten menerangkan UMKM di Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang begitu kuat dan terus tumbuh disebabkan bersamaan dengan tumbuhnya industri nasional.

"UMKM di sana tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya industri nasional mereka, karena UMKM-nya jadi bagian rantai pasok industri," kata Teten, beberapa waktu lalu.

Menkop UKM menerangkan dalam UU Cipta Kerja terdapat ketentuan yang memberikan insentif bagi perusahaan besar untuk bermitra dengan UMKM dalam konsep rantai pasok. Konsep mitra kerja usaha besar dan UMKM ini, kata Teten, akan menjamin adanya permintaan dari produk yang dihasilkan oleh UMKM dan dapat mengembangkan usahanya.

Melalui UU Cipta Kerja tersebut, pemerintah juga menyediakan pasar bagi produk UMKM yaitu dari kementerian-lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN.

Baca Juga: