JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan modeling berbasis kawasan untuk lima komoditas unggulan yaitu udang, rumput laut, nila, kepiting dan lobster, sebagai upaya akselerasi pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan di Indonesia.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb. Haeru Rahayu memaparkan strategi KKP dalam mendongkrak produksi komoditas unggulan ekspor asal Indonesia, salah satunya melalui upaya pembangunan modeling. Sebelumnya, KKP membangun modeling tambak udang berbasis kawasan di Kebumen Jawa Tengah. Selanjutnya KKP juga akan persiapan pembangunan budidaya udang terintegrasi hulu dan hilir di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

"Pembangunannya mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan, serta mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal. Diharapkan dari program pembangunan modeling dan revitalisasi tambak udang, nantinya ada peningkatan ekspor udang Indonesia menjadi USD2,1 miliar pada tahun 2024," ujar Tebe dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/2).

Lebih lanjut, Tebe menjelaskan modeling budidaya rumput laut juga telah terbangun di Wakatobi, Maluku Utara. Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo mengenai industri hilirisasi sektor kelautan dan perikanan, KKP saat ini akan persiapan dalam program pembangunan modeling rumput laut di Maluku Tenggara dan Rote Ndao.

"Dengan program pembangunan modeling tersebut, diharapkan nantinya ada peningkatan ekspor rumput laut Indonesia menjadi 658 juta dollar AS pada 2024," papar Tebe.

Selain itu, KKP juga sedang mempersiapkan program modeling budidaya ikan nila salin. Program ini dilakukan melalui revitalisasi tambak udang di Pantai Utara Jawa yang telah idle. Selain itu program tersebut mendorong alih budidaya yang semula di danau (lake based) ke daratan (land based). Program modeling ini, nantinya juga diharapkan mendorong adanya peningkatan ekspor nila Indonesia menjadi 77 juta dollar AS pada tahun ini.

Tebe juga menjelaskan saat ini KKP akan menyiapkan program modeling budidaya kepiting. Diharapkan melalui program modeling budidaya kepiting, nantinya akan meningkatkan ekspor kepiting Indonesia menjadi 476 juta dollar AS pada 2024.

Selain itu, program modeling budidaya lobster, sebagai upaya mendorong penguatan budidaya lobster melalui kerjasama dengan negara yang sudah berkembang budidaya lobsternya, untuk berinvestasi lobster di Indonesia. Dengan begitu diharapkan nantinya ada peningkatan ekspor lobster Indonesia menjadi 25 juta dollar AS pada 2024.

"Bapak Menteri Trenggono selalu mengatakan bahwa subsektor perikanan budidaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Perikanan budidaya menjadi salah satu bidang usaha yang berhasil meraup porsi investasi yang terbesar di sektor kelautan dan perikanan. Terlihat dari data pada triwulan III-2023, sub sektor perikanan budidaya menempati peringkat kedua setelah pengolahan perikanan yaitu dengan proporsi 27%,"ungkap Tebe.

Ia juga menyampaikan berdasarkan data FAO 2023, persentase masyarakat dunia yang mengalami kekurangan pangan meningkat dari 7,9% pada 2019 menjadi 9,2% pada 2022. Kondisi demikian tentunya diprediksi akan adanya peningkatan kebutuhan protein dunia hingga 70%. Tentunya juga akan terjadi meningkatnya permintaan ikan global berlipat ganda antara 2020 hingga 2050. Permintaan tersebut nantinya akan lebih banyak dipenuhi dari produksi perikanan budidaya.

Sebagai informasi, pasar udang global pada 2023 mencapai 60,4 miliar dollar AS, sementara pada 2033 diprediksi bisa mencapai 123,8 miliar dollar AS. Share ekspor udang Indonesia pada 2022 sebesar 6,7% dari global. Pasar rumpur laut global pada 2023 mencapai 16,7 miliar rupiah, sementara pada 2033 diprediksi bisa mencapai 30,2 miliar dollar AS. Share ekspor rumput laut Indonesia pada 2022 sebesar 16,4 % dari global.

Nilai pasar nila global pada 2023 mencapai 13,9 miliar dollar AS, sementara pada 2033 diprediksi bisa mencapai 21,6 miliar dollar. Share ekspor nila Indonesia pada 2022 sebesar 9,7% dari global. Sedangkan potensi pasar kepiting global pada 2023 mencapai 879 juta dollar AS, sementara pada 2033 diprediksi bisa mencapai 1,51 miliar dollar AS.

Share ekspor kepiting Indonesia pada 2022 sebesar 1,9 % dari global. Begitu juga lobster, punya potensi pasar global pada 2023 7,2 miliar dollar AS. Share ekspor lobster Indonesia tahun 2022 sebesar 0,5 % dari global. Sebelumnya Menteri Trenggono mengundang investor-investor dengan harapan memberi pandangan dan membangun koneksi dengan negara-negara sahabat, sehingga nantinya Indonesia bisa setara, karena produk Indonesia sangat dibutuhkan oleh negara-negara sahabat.

Selain menangkap peluang investasi, Menteri Trenggono selalu memprioritaskan tata kelola berbasis ekonomi biru untuk memastikan kelestarian ekosistem kelautan dan perikanan, menjaga agar industri di dalamnya berjalan secara berkelanjutan.

Baca Juga: