JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mensurvei kondisi keluarga di Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini. Dari 20.680 keluarga yang menjadi responden, sebagian besar menyatakan mampu dan tangguh menghadapi Covid-19.

"Dari survei itu sebagian besar keluarga di Indonesia tangguh dalam menghadapi Covid-19 karena mampu menerima, saling mendukung, serta menghindari pertengkaran di masa pandemi ini," kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo kepada Koran Jakarta, Minggu (12/7).

Hasto memaparkan variabel survei lain yaitu keluarga Indonesia sebanyak 99 persen mengatakan saling mendukung anggota keluarga. Sebanyak 98,1 persen menghindari pertengkaran dan sebanyak 97,7 persen menerima kondisi pandemi atau sabar.

Sangat Menentukan

Ia menilai terdapat peran perempuan atau istri dalam mempertahankan keharmonisan rumah tangga. Selain itu, kondisi psikologis keluarga dalam menghadapi dampak pandemi menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan dalam mengatasi dinamika permasalahan yang terjadi.

Selain itu, kata Hasto, survei juga memperlihatkan tantangan ekonomi bagi keluarga pada masa pandemi Covid-19. Meski persentase keluarga yang berhemat sebanyak 79,9 persen, namun ada juga dari mereka yang mulai menjual barang dan perhiasan sebesar 50,6 persen atau meminjam uang tetangga sebesar 19,8 persen.

"Berdasarkan survei sebanyak 2,5 persen terdapat cekcok pada keluarga yang mungkin bisa memicu perceraian," jelasnya.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, BKKBN, Dwi Listyawardani mengatakan BKKBN terus berusaha mengoptimalkan dan memberikan peran terbaik agar memberikan manfaat dan makna yang besar bagi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah terkait masalah kependudukan. BKKBN, sedang menyusun naskah akademik Rancangan Undang-undang (RUU) untuk memperkuat UU Nomor 52 tahun 2009 juga Perpres terkait Grand Design Pembangunan Kependudukan.

"Sehingga kita berupaya agar kependudukan ini menjadi mainstream dalam pembangunan di Indonesia," tandasnya. ν ruf/N-3

Baca Juga: