PARIS - Ribuan pengunjuk rasa Rompi Kuning kembali menggelar aksi protes pada Sabtu (6/4). Aksi yang telah memasuki 21 pekan berturut-turut itu, masih mengecam kebijakan pemerintah Prancis,adahal pihak berwenang bersiap untuk mengungkap hasil perundingan konsultatif nasional yang dirancang untuk mengatasi keluhan publik.

Aksi Rompi Kuning dilaporkan terjadi dari Kota Rouen di utara dan Lyon di tenggara, serta Ibu Kota Paris, dimana pengunjuk rasa turun ke jalan dengan membawa spanduk yang mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Dalam aksi massa, beberapa demonstran bertopeng bentrok dengan polisi di Rouen, tetapi bentrokan itu tak separah yang terjadi dalam pekan-pekan sebelumnya, seperti kerusuhan 16 Maret di Paris yang mengakibatkan toko-toko mewah di Champs-Elysees dijarah.

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Dalam Negeri Prancis, aksi unjuk rasa akhir pekan lalu hanya melibatkan 22.300 orang saja di seluruh negeri. Ini adalah angka terendah yang secara resmi dicatat, dan secara signifikan turun dari 282.000 orang yang turun ke jalan dalam aksi Rompi Kuning pertama pada November tahun lalu.

Pada bagian lain dilaporkan bahwa pekan depan pemerintah Prancis akan mengumumkan hasil debat nasional akbar yang merupakan serangkaian pertemuan konsultasi yang diluncurkan di seluruh Prancis pada Januari untuk membahas politik negara seperti memberi masukan pada Presiden Macron agar semakin baik menjalankan tugasnya.

Ide konsultasi inj adalah untuk menyusun keluhan dan memutuskan solusi. Kantor Kepresidenan Macron mengatakan presiden akan mengumumkan langkah-langkah pertama yang akan diambil pada pertengahan April.

Sebuah jajak pendapat yang dipublikasikan Kamis (4/4) melalui jajak pendapat Delabre menunjukkan bahwa masyarakat juga tidak yakin dengan hasil konsultasi itu.

Dari 1.002 responden yang disurvei, 68 persen menyatakan pesimis pendapat rakyat akan diperhitungkan pemerintah, dan 79 persen responden menyatakan hasil konsultasi akan menyelesaikan krisis politik saat ini.

Perancis telah diguncang oleh berbulan-bulan protes oleh kelompok Rompi Kuning, yang awalnya muncul karena memprotes terhadap kenaikkan pajak bahan bakar yang kemudian meluas menjadi pemberontakan ketidakpuasa terhadap Macron.

Sementara sebagian besar demonstran melakukan aksinya dengan damai, protes sering berubah menjadi kerusuhan dan bentrokan sengit dengan polisi di Paris dan kota-kota lain, yang digerakkan oleh kelompok pendukung sayap kiri maupun sayap kanan. ang/AFP/I-1

Baca Juga: