SANAA - Kelompok Houthi Yaman pada Jumat (26/1) mengklaim melakukan serangan rudal terhadap kapal tanker minyak Inggris di Teluk Aden yang membakar kapal tersebut.

Serangan itu terjadi pada hari yang sama ketika militer AS mengatakan salah satu kapal perangnya menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan oleh kelompok tersebut.

Pasukan AS dan Inggris telah melancarkan dua serangan gabungan untuk mengurangi kemampuan Houthi menargetkan kapal-kapal yang transit di rute perdagangan maritim utama Laut Merah.

Washington juga telah melakukan serangkaian serangan udara sepihak, namun Houthi berjanji akan terus melanjutkan serangannya.

Kapal tanker minyak Inggris, Marlin Luanda, terkena rudal yang ditembakkan angkatan laut Yaman, kata juru bicara militer kelompok itu, Yahya Saree.

"Serangannya langsung dan mengakibatkan kapal terbakar," katanya.

Pemantau risiko Ambrey mengatakan serangan rudal di tenggara pelabuhan Aden di Yaman menyebabkan sebuah kapal dagang terbakar.

"Pada saat berita ini ditulis, para kru dilaporkan selamat," tambahnya.

Dalam insiden yang melibatkan kapal Angkatan Laut AS, Houthi menembakkan rudal balistik anti-kapal dari Yaman menuju kapal perusak USS Carney di Teluk Aden, kata Komando Pusat AS (CENTCOM).

"Rudal tersebut berhasil ditembak jatuh oleh USS Carney. Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan," kata CENTCOM.

Gangguan Perdagangan Global

Ambrey sebelumnya mengatakan sebuah kapal tanker minyak berbendera Panama "melaporkan melihat dua ledakan" di Teluk Aden, sebuah laporan yang dikuatkan oleh Operasi Perdagangan Maritim Angkatan Laut Inggris (UKMTO). Tidak ada kerusakan yang dilaporkan.

Perusahaan keamanan mengatakan rudal tersebut meledak sekitar satu mil dari kapal tanker minyak yang berafiliasi dengan India dan 200-300 meter di atas permukaan air.UKMTO mengatakan bom tersebut meledak di dalam air.

Kelompok Houthi mulai menargetkan pengiriman Laut Merah pada bulan November, dengan mengatakan bahwa mereka menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.

Sejak saat itu, mereka menyatakan kepentingan AS dan Inggris juga menjadi target yang sah.

Selain serangan yang menargetkan kelompok Houthi, Amerika Serikat memimpin koalisi untuk melindungi pelayaran di Laut Merah - sebuah upaya yang disamakan Pentagon dengan patroli jalan raya di jalur air tersebut.

Washington juga berusaha memberikan tekanan diplomatik dan finansial terhadap Houthi, dengan menetapkan mereka sebagai organisasi teroris pada pekan lalu. Sebelumnya label teroris tersebut dicabut tak lama Presiden Joe Biden menjabat.

Serangan yang dilakukan oleh Houthi- yang merupakan bagian dari aliansi proksi dan sekutu Iran yang anti-Israel dan anti-Barat - telah mengganggu perdagangan di Laut Merah, yang menjadi jalur lalu lintas maritim internasional sekitar 12 persen.

Beberapa perusahaan pelayaran telah beralih dari Laut Merah dan memilih rute yang lebih panjang dan mahal di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Tekanan baru ini terjadi setelah tahun-tahun sulit bagi industri ini selama pandemi Covid-19 ketika tarif angkutan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya karena gangguan pada rantai pasokan.

Baca Juga: